, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

KONSEP INTI PEMASARAN

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
KONSEP INTI PEMASARAN

KONSEP INTI PEMASARAN


KEBUTUHAN, KEINGINAN, DAN PERMINTAAN



Dasar pemikiran pemasaran berawal dari
kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia
membutuhkan makanan, udara, air, pakaian, dan
tempat berlindung untuk bertahan hidup. Lebih dari itu
manusia menginginkan rekreasi, pendidikan dan jasajasa
lainnya. Mereka memiliki preferensi yang kuat atas
jenis dan merek tertentu dari barang dan jasa.
Adalah penting untuk membedakan kebutuhan,
keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia (human
needs) adalah ketidakberadaan beberapa pemuas
dasar. Manusia membutuhkan makanan, pakaian,
tempat berlindung, keamanan, hak milik dan harga diri.
Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau
pemasar. Mereka merupakan hakikat biologis dan
kondisi manusia.
Keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang
spesifik. Orang daerah perkotaan membutuhkan makanan dan
menginginkan hamburger, kentang goreng, dan minuman
berkarbonisasi. Dalam masyarakat lain kebutuhan ini mungkin dipenuhi
dengan cara lain. Seorang yang lapar di daerah pedesaan mungkin
menginginkan nasi, buah-buahan, dan kacang. Meskipun kebutuhan
manusia sedikit, keinginan mereka banyak. Keinginan manusia terus
dibentuk dan diperbaharui sejalan dengan perkembangan jaman.
Permintaan (demands) adalah keinginan akan produk spesifik
yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Keinginan jadi permintaan jika didukung oleh daya beli. Banyak orang
yang menginginkan mobil mewah, namun hanya sedikit yang mampu
dan bersedia untuk membeli. Karena itu perusahaan harus mengukur
tidak hanya berapa banyak orang yang menginginkan produk mereka
tetapi yang lebih penting berapa banyak orang yang benar-benar
bersedia dan mampu membelinya.
Perbedaan ini menangkis kecaman yang sering terlontar bahwa
"pemasar menciptakan kebutuhan" atau "pemasar membuat orang
membeli barang yang tidak mereka inginkan". Pemasar tidak
menciptakan kebutuhan tetapi kebutuhan sudah ada sebelumnya.
Pemasar, seperti juga pengaruh sosial lain, mempengaruhi keinginan.
Pemasar dapat menawarkan gagasan bahwa mobil mewah dapat
memenuhi kebutuhan seseorang akan status sosial. Pemasar
mempengaruhi permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok,
menarik, terjangkau, dan mudah didapatkan oleh konsumen yang
dituju.

PRODUK (BARANG, JASA, DAN GAGASAN)



Manusia dalam memuaskan kebutuhan dan keinginannya
dengan menggunakan produk. Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.
Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu barang,
jasa, dan gagasan. Sebagai contoh adalah sebuah restoran siap saji
menyediakan barang hamburger, kentang goreng, dan minuman
ringan), jasa (pembelian, jasa memasak, dan menyediakan tempat
duduk), dan gagasan (menghemat waktu konsumen).
Tingkat kepentingan produk fisik lebih tergantung pada jasa
yang menyertai kepemilikannya. Contohnya kita membeli mobil karena

menyediakan jasa transportasi. Jadi, produk fisik sebenarnya adalah
sarana yang memberikan jasa kepada kita.
Sesungguhnya, jasa juga diberikan oleh sarana lain seperti
orang, tempat, kegiatan, organisasi, atau gagasan. Sebagai contoh
melihat pertunjukan seorang komedian (orang), berlibur di pantai
(tempat), pergi ke klub kesehatan (kegiatan), bergabung ke klub
petualang (organisasi), atau menganut falsafah hidup yang berbeda
(gagasan).
Perusahaan manufaktur sering membuat kesalahan dengan
lebih memperhatikan produk fisik daripada jasa yang diberikan produk
tersebut. Mereka merasa menjual produk daripada memberikan
pemecahan atas suatu kebutuhan. Seorang tukang kayu tidak membeli
bor tetapi membeli lubang. Sebuah obyek fisik hanyalah suatu cara
mengemas sebuah jasa. Tugas pemasar adalah menjual manfaat atau
jasa yang diwujudkan dalam bentuk produk fisik, bukan hanya
menggambarkan ciri-ciri fisik produk tersebut. Penjual yang
memusatkan pemikirannya pada produk fisik bukannya pada
kebutuhan pelanggan, dikatakan menderita myopia pemasaran.

NILAI, BIAYA, DAN KEPUASAN


Bagaimana seseorang memilih di antara banyak produk yang
dapat memuaskan kebutuhannya? Misalnya seseorang membutuhkan
tiga mil perjalanan ke tempat kerjanya setiap hari. Ia dapat
menggunakan sejumlah produk untuk memuaskan kebutuhan ini,
seperti sepatu roda, sepeda, sepeda motor, mobil, taksi, atau bus.
Alternatif pilihan ini merupakan kumpulan pilihan produk (product
choise set). Seandainya ia ingin memuaskan beberapa kebutuhan
tambahan dalam perjalanan ke tempat kerja, yaitu kecepatan,
kemudahan, keamanan, dan keekonomisan. Tiap produk memiliki
kemampuan yang berbeda dalam memuaskan kumpulan kebutuhan
(needs set) itu. Sepeda lebih lambat, kurang aman dan membutuhkan
lebih banyak tenaga daripada mobil, namun sepeda lebih ekonomis.
Bagaimanapun juga seseorang harus memutuskan produk mana yang
akan memberikan kepuasan total yang terbesar.
Konsep yang dapat membantu memecahkan masalah ini
adalah nilai dan kepuasan. Nilai (value) adalah perkiraan konsumen
atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhannya.
Misalkan seseorang tertarik pada kecepatan dan kemudahan
berangkat ke tempat kerja. Jika ditawarkan semua produk tersebut di
atas tanpa biaya, ia akan memilih mobil. Namun, karena tiap produk
memiliki biaya (cost), ia tidak akan memilih mobil yang biayanya jauh
lebih besar daripada sepeda atau taksi. Ia harus mengorbankan
sesuatu untuk mendapatkan mobil. Karena itu ia akan
mempertimbangkan nilai dan harga produk sebelum menetapkan
pilihan. Ia akan memilih produk yang menghasilkan lebih banyak nilai
per rupiah. Menurut DeRose, nilai adalah "pemenuhan tuntutan
pelanggan dengan biaya perolehan, pemilikan, dan penggunaan
terendah".

0 komentar:

Post a Comment