, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

POLA DASAR SISTEM BUNKA

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
POLA DASAR SISTEM BUNKA

POLA DASAR SISTEM BUNKA

SKALA 1:4
Keterangan Gambar

40. Kerung leher belakang adalah
20
LB + 2,9 = 7,2. Garis tegak lurus keatas
adalah
3
1 dari 7,2 = 2,4
41. Panjang bahu belakang diperoleh dengan cara :

 Garis batas lebar punggung diturunkan
3
1 dari lebar belakang (
3
1 x
7,2 = 2,4) buat garis tegak lurus ke kanan atau kesamping 2 cm
 Hubungkan titik ujung leher ke titik ujung bahu yang 2 cm
 Jadi garis nomor 11 adalah panjang bahu belakang. Bahu belakang
lebih panjang dari bahu muka, karena bahu belakang menggunakan
kupnat
42. Membentuk kerung lengan bagian belakang
 Dari batas titik bahu yang turun
3
1 leher belakang, garis tegak lurus
dibagi dua sama panjang
 Dari titik tengah tersebut beri tanda turun 2 cm. Tanda turun 2 cm ini
adalah tanda awal untuk memulai membentuk kerung lengan menuju
ketiak
43. Garis sisi belakang dan muka, diperoleh dengan cara :
 Batas garis sisi (nomor 7) pada bagian pinggang digeser ke kiri = 2 cm
 Hubungkan titik ketiak ke titik yang digeser 2 cm tadi
44. Garis leher muka bagian atas diperoleh dengan cara :
 Dari titik atas garis tengah muka ukur ke kiri = lebar leher belakang –
0,2 (7,2 – 0,2 = 7,0)
 Dari titik 7cm diturunkan 0,5
45. Garis leher muka bagian bawah diperoleh dengan cara :
 Dari titik atas garis tengah muka ukur ke kiri = lebar leher belakang +
(7,2 + 1 = 8,2 cm)
 Dibuat garis membentuk segi empat menuju titik leher bagian atas
yang turun 0,5
46. Kerung leher muka dibentuk dengan cara :
 Dari sudut segi empat dibuat garis diagonal dengan panjang setengah
dari lebar leher
 Bentuk garis leher mulai dari bagian atas yang turun 0,5 cm menuju
garis diagonal dan sampai pada titik tengah muka
47. Panjang bahu bagian muka diperoleh dengan cara :
 Garis batas lebar punggung dari atas diukur dua kali, turun bahu
belakang (2,4x2=4,8) jadi turun 4,8
 Dari batas turun 4,8 cm dibuat garis tegak lurus ke kiri tanpa diukur
(tidak diukur)
 Dari titik leher yang turun 0,5 cm dibuat garis bahu bagian muka
dengan ukuran adalah panjang bahu belakang dikurangi 1,8 cm
Contoh :
Panjang bahu belakang lebih panjang dari bahu muka, karena bahu
belakangmenggunakan kupnat, berarti lebar kupnat bahu belakang =
1,8 cm
48. Kerung lengan bagian muka dibentukdengan cara :

 Garis tegak lurus (batas lebar muka) dibagi dua sama panjang dari
titik ujung bahu menuju garis batas ketiak
 Dari titik pertengahan beri tanda turun 2 cm, tujuannya adalah dari
titik turun 2 cm ini kita mulai membentuk kerung lengan menuju
ketiak
49. Turun tengah muka
 Garis pinggang pola dasar bagian muka tidak rata seperti garis
pinggang pola bagian belakang, karena badan bagian belakang agak
rata, jadi garis pinggang dapat dibuat rata, tetapi badan atau tubuh
bagian muka perempuan tidak rata. Yang diperoleh dengan cara :
2
1 garis pertolongan siku-siku pada leher bagian bawah
50. Garis pinggang bagian muka
Untuk membentuk garis pinggang baru pada pola bagian muka diperlukan
menentukan garis tinggi puncak/dada dengan cara :
 Garis batas lebar muka dibagi 2 sama panjang
 Dari titik tengah digeser ke sisi atau ke kiri 0,7 cm
 Dari titik yang digeser 0,7 cm dibuat garis tegak lurus ke bawah atau
ke garis pinggang
 Garis pinggang bagian muka dibentuk sebagaimana terlihat pada
gambar
51. Batas tinggi puncak dada
Untuk menentukan batas tinggi puncak adalah garis tinggi puncak diturunkan
dari garis batas ketiak = 4 cm, kemudian titik yang turun 4 cm diberi tanda
silang. Apabila anda menginginkan menentukan letak dan lebar kupnat atau
lipit pantas pada pola dasar, anda dapat mengikuti keterangan berikut ini.
Keterangan cara menentukan letak dan lebar kupnat :
 Untuk menentukan lebar kupnat diperlukan ukuran lingkar pinggang.
Untuk memudahkan anda dalam berlatih atau mencoba membuat pola
dasar yang dilengkapi dengan kupnat, maka gambar pola berikutini
diberikan sebagai contoh ukuran lingkar pinggang 64 cm
Urutan keterangan cara membuat pola meneruskan urutan nomor yang
sudah dijelaskan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA



Porrie, Muliawan. 1999. Kontruksi Pola Busana Wanita, Jakarta: Gunung Mulia
Pratiwi, Djati. 2001. Pola Dasar dan Pecah Pola Busana. Yogyakarta: Kanisius
Setyowati, Erna. 2006. Konstruksi Pola Busana Wanita. Semarang
Soekarno. 2002. Buku Penuntun Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: Gramedia
Pustaka Indonesia
Novida, Eri. 1999. Pembuatan Blezer, Jakarta: Depdiknas Dirjen pendidikan
Sekolah Menengah
Novida, Eri. 2009. Konstruksi Pola Dasar, Sawangan: (PPPPK) Bisnis Dan
Pariwisata
Widjiningsih, dkk. 1994. Kontruksi Pola Busana, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

0 komentar:

Post a Comment