, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pencelupan dengan Zat Warna Reaktif

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Pencelupan dengan Zat Warna Reaktif

Pencelupan dengan Zat Warna Reaktif



Zat warna reaktif adalah suatu zat warna yang dapat
mengadakan reaksi dengan serat (ikatan kovalen) sehingga
zat warna tersebut merupakan bagian dari serat. Zat warna
reaktif yang pertama diperdagangkan dikenal dengan nama
Procion. Zat warna ini terutama dipakai untuk mencelup serat
selulosa, serat protein seperti wol dan sutera dapat juga
dicelup dengan zat warna ini. Selain itu serat poliamida (nilon)
sering juga dicelup dengan zat warna reaktif untuk
mendapatkan warna muda dengan kerataan yang baik.


a) Sifat –sifat


Berdasarkan cara pemakaiannya, zat warna reaktif
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
(1) Zat warna reaktif dingin
Yaitu zat warna reaktif yang mempunyai kereaktifan
tinggi, dicelup pada suhu rendah. Misalnya procion M,
dengan sistem reaktif dikloro triazin.
(2) Zat warna reaktif panas
Yaitu zat warna reaktif yang mempunyai kereaktifan
rendah, dicelup pada suhu tinggi. Misalnya Procion H,
Cibacron dengan sistem reaktif mono kloro triazin,
Remazol dengan sistem reaktif vinil sulfon.
Di dalam air, zat warna reaktif dapat terhidrolisa,
sehingga sifat reaktifnya hilang dan hal ini
menyebabkan penurunan tahan cucinya.
Hidrolisa tersebut menurut reaksi sebagai berikut :



b) Cara Pemakaian



(1) Pencelupan pada Bahan dari Serat Selulosa Cara
Perendaman
Pada pencelupan cara ini, dapat dipakai alat seperti
Haspel, Jigger dan alat lain yang mempunyai

perbandingan larutan celup yang tinggi, terutama
untuk benang, kain rajut dan juga kain tenun.
Mula-mula zat warna reaktif dingin dibuat pasta
dengan air dingin, kemudian ditambah air hangat
hingga larut sempurna. Bahan yang telah dimasak,
dikerjakan dalam larutan zat warna pada suhu 40 C
selama 30 menit. Kemudian ditambahkan 30 – 60 g/l
natrium klorida dan pencelupan diteruskan selama
30 menit. Selanjutnya ditambahkan alkali, misal
natrium karbonat 5–20 g/l dan pencelupan diteruskan
30–45 menit.


Setelah selesai bahan dicuci dengan air dingin
kemudian dengan air mendidih. Selanjutnya bahan
dicuci dengan sabun mendidih dan dibilas sampai
bersih, untuk menghilangkan sisa-sisa warna yang
terhidrolisis di permukaan bahan.
Pencucian ini sangat memegang peranan, karena
apabila sisa zat warna yang terhidrolisis tersebut
masih menempel pada bahan, maka akan dapat
mewarnai bahan dari serat selulosa yang dicuci
bersama.

Jumlah pemakaian natrium karbonat untuk fiksasi zat
warna tergantung kepada macam alat celup yang
dipakai dan bahan yang dicelup. Untuk pencelupan
zat warna reaktif panas cara pemakaiannya sama
dengan zat warna reaktif dingin, hanya suhu
pencelupan adalah 85 – 95 C setelah penambahan
alkali. Kadang-kadang sebagai alkali dipakai
campuran soda kostik dan antrium karbonat.
(2) Pencelupan pada Bahan dari Serat Selulosa Cara
Setengah Kontinyu
Bahan yang telah dimasak, direndam peras dalam
larutan celup yang mengandung zat warna zat
penetrasi dan natrium karbonat, sejumlah konsentrasi
zat warnanya dengan efek pemerasan 70–80%.
Selanjutnya bahan digulung, ditutup rapat dengan
plastik, diputar selama 24 jam
(pembacaman/batching).


Setelah selesai bahan



dicuci air dingin, dicuci air mendidih, disabun
mendidih dan dibilas sampai bersih.
(3) Pencelupan pada Bahan dari Serat Selulosa Cara
Kontinyu
Pada bahan yang telah dimasak, direndam peras
dalam larutan yang mengandung zat warna dan
natrium bikarbonat dengan efek pemerasan 70 –
80%. Setelah dikeringkan bahan difiksasi dengan
pemanasan menggunakan hot flue, silinder
pengering atau stenter.
Selanjutnya bahan dicuci dengan air dingin, air
panas, disabun dan dibilas. Untuk menambah
ketuaan warna pada bahan dari kapas, dianjurkan
menambah 200 g/l urea dalam larutan rendam peras.
Untuk menghindari penambahan urea yang harganya
cukup mahal, maka dapat ditempuh cara fiksasi
dengan melakukan bahan yang telah direndam peras
dan dikeringkan ke dalam kamar penguapan
(steamer) pada suhu 100 – 102 C, fiksasi dengan
penguapan dan dibilas.
Cara di atas umumnya larutan alkali dipisahkan dari
larutan celup, sehingga diperlukan dua kali rendam
peras.

0 komentar:

Post a Comment