, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Ranah afektif

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Ranah afektif

Ranah afektif



Kemampuan siswa pada ranah afektif dilihat dari sikap dan tingkah laku dalam menerima nilai-nilai dalam belajar. Pendapat Krathwohl dikutip Catharina Tri Anni (2004:7) tentang ranah afektif sebagai berikut :

Penerimaan ( Receiving )

Penerimaan mengacu pada keinginan siswa untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu (aktivitas kelas, buku teks, music dan sebagainya) dari sudut pandang pembelajaran ia berkaitan dengan memperoleh, menangani, dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar ini berentangan dari kesadaran sederhana tentang adanya
sesuatu sampai pada perhatian selektif yang menjadi bagian milik individu siswa.Penerimaan ini mencerminkan tingkat hasil belajar paling rendah didalam rendah.Perhatian dan pemberian respon terhadap stimulasi dengan tepat. Mahasiswa mempunyai perhatian yang penuh terhadap apa yang dijelaskan oleh dosen, dan kemauannya untuk menerima mata kuliah dari dosen.

Penanggapan ( Responding )
Penanggapan mengacu pada partisipasi aktiv pada diri siswa.Hasil belajar ini adalah penekanan pada kemahiran merespon, keinginan merespon, atau kepuasan dalam merespon.Aktif berpartisipasi akan sesuatu, menjadi peserta, dan tertarik.Dalam hal ini mahasiswa mempunyai hasrat untuk bertanya kepada dosen.

Penilaian ( Valuing )

Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek fenomena atau perilaku tertentu pada diri siswa.Penilaian didasarkan pada internalisasi seperangkat nilai tertentu, namun menunjukkan nilai-nilai yang diungkap didalam perilaku yang ditampakkan oleh siswa.Hasil belajar dibidang ini dikaitkan dengan perilaku yang konsisten dan cukup stabil didalam membuat nilai yang dapat dikenali secara jelas.Dalam hal ini keinginan mahasiswa untuk mendengarkan dan mencatat uraian dosen.


Pengorganisasian( Organization )
Pengorganisasian berkaitan dengan perangkat nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai dan mulai menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal.Hasil belajar ini dapat berkaitan dengan konseptualisasi nilai (mengenali tanggung jawab setiap individu untuk memperbaiki hubungan antar manusia) atau pengorganisasian sistem nilai (mengembangkan rencana kerja yang memenuhi kebutuhan sendiri baik dalam hal peningkatan ekonomi maupun pelayanan sosial).Penyatuan nilai-nilai yang dipercayai, sikap-sikap yang berbeda membuat lebih konsisten, dan membentuk sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.

Karakterisasi ( characterization )

Menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup.Perilaku pada tingkat ini adalah bersifat persuasif, konsisten. Hasil belajar pada tingkat ini mencakup berbagai aktivitas yang luas, namun penekanan dasarnya pada kekhasan perilaku siswa. Mahasiswa mampu menilai bagaimana karakter dosen yang memberikan materi kuliah.Menunjukkan sikap ilmiah dengan menyebutkan dan menguji kebenaran sebelum menerimanya.
Hasil belajar afektif dalam hubungannya dengan matakuliah Manajemen Busana Pria tampak pada tingkah laku dan sikap siswa dalam menerima dan mengikuti materi yang diterima. Mahasiswa yang berminat akan memperhatikan, merespon aktif maupun positif, dan konsisten menyesuaikan nilai-nilai baru kemudian dijadikan sebagai pegangan hidup, seperti banyak bertanya, menemukan sumber ide baru membuat model busana, aktif mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, konsentrasi mendengarkan dan mengerjakan tugas dan materi yang diberikan dengan tepat waktu.

0 komentar:

Post a Comment