, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Cara Mengambil Ukuran

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Cara Mengambil Ukuran

Cara Mengambil Ukuran





Pembuatan pola dengan sistem konstruksi diperlukan ukuran badan. Ukuran
yang digunakan untuk membuat pola sistem Indonesia menurut Porrie Muliawan
adalah lingkar leher, lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, tinggi panggul,
panjang punggung, lebar punggung, panjang sisi, lebar muka, panjang muka, tinggi
dada, panjang bahu, ukuran uji, lingkar lubang lengan, panjang lengan blus, dan lebar
dada atau jarak payudara. Cara untuk mengukur sistem Indonesia menurut Porrie
Muliawan (1997 : 2-6) adalah:

1.Lingkar leher 2.Lingkar badan 3.Lingkar pinggang 4,5.Lingk. panggul
& T. Panggul
6.Pj. Punggung 7. Lebar punggung 8.Panjang sisi 9.Lebar muka 10.Panjang muka
11.Tinggi puncak 12.Panjang bahu 13.Ukuran uji 14.Lingk. kerung
Lengan
15.Panjang lengan 16. Lebar dada


Proses pengambilan ukuran dilakukan seperti contoh gambar diatas, tahap
pertama dalam mengambil ukuran adalah: (1) Lingkar leher, diukur sekeliling batas
leher, dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher; (2) Lingkar badan, diukur
sekelliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak sentimeter
pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu,
kemudian ditambah 4cm, atau diselakan 4 jari; (3) Lingkar Pinggang, diukur
sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah 1cm, atau diselakan 1cm; (4)
Lingkar Panggul, diukur sekeliling badan bawah yang terbesar tambah 2cm sebelah
atas puncak pantat dengan sentimeter datar, diukur pas dahulu kemudian ditambah
4cm atau diselakan 4 jari; (5) Tinggi Panggul, diukur dari bawah ban petar pinggang
sampai dibawah ban sentimeter di panggul; (6) Panjang Punggung, diukur dari tulang
leher yang menonjol di tengah belakang lurus kebawah sampai di bawah ban petar
pinggang; (7) Lebar Punggung, diukur 9cm dibawah tulang leher yang menonjol atau
pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan
yang kanan; (8) Panjang Sisi, diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang
dikurangi 2 atau 3cm; (9) Lebar Muka, diukur pada 5cm dibawah lekuk leher atau
pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai
batas lengan yang kiri; (10) Panjang Muka, diukur dari lekuk leher di tengah muka ke
bawah sampai di bawah ban petar pinggang; (11) Tinggi Dada, diukur dari bawah ban
petar pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada;(12) Panjang Bahu,
diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan atau
bahu yang terendah; (13) Ukuran Uji, diukur dari tengah muka dibawah ban petar
serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai
di tengah belakang pada bawah ban petar; (14) Lingkar Lubang Lengan, diukur
sekeliling lubang lengan pas dahulu ditambah 2cm untuk lubang lengan tanpa lengan,
dan ditambah 4cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan; (15) Panjang
Lengan Blus, diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui
tulang pergelangan tangan yang menonjol; (16) Lebar Dada, diukur jarak dari kedua
puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari BH (buste houder) atau kutang pendek
yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran
pemeriksa.



Cara Menggambar Pola

Sebelum pola digambar harus disiapkan alat-alat yang digunakan untuk
menggambar pola antara lain: pensil, kertas pola, pita ukur, ukuran badan, penggaris,
penghapus, dan pedoman sistem pola tertentu. Menurut Porrie Muliawan (1997 : 7)
pembuatan pola dapat digambarkan dengan skala 1/2 , 1/4 atau 1/6 dan dapat pula
menggunakan skala 1/8, tergantung besar kecilnya pola atau sukar mudahnya jalan
konstruksi pola tersebut. Letak pola diatur sehingga tepat pembagian bidang halaman.
Garis konstruksi diberi keterangan dengan urutan titik-titik yang diberi abjad supaya
mudah diikuti.


Pola Blus Sistem Indonesia oleh Porrie Muliawan.

Pola sistem Indonesia adalah suatu sistem pola yang dibuat oleh Porrie
Muliawan (1997:102) yang memiliki ciri-ciri pada pola bagian depan dan bagian
belakang dibuat terpisah, terdapat kup pada bahu bagian depan dan bagian belakang.
Pada pola dasar yang baik adalah yang mempunyai lipit kup yang cukup besar sesuai
dengan ukuran buah dada seorang wanita. Berdasarkan pola sistem Indonesia ini, lipit
bahu terjadi karena selisih lingkar badan, lebar muka dan panjang bahu. Wanita
dengan bentuk buah dada sesuai dengan perkembangan lingkar badan akan mendapat
besar lipit pada bahu sesuai dengan besar bentuk badannya. Pada pola dasar lengan
bagian bawah, pola depan dan belakang berbeda, pola depan naik 1cm dan pada
bagian belakang diturunkan 1cm lalu dibuat garis melengkung. Berikut gambar pola
sistem Indonesia dengan ukuran standar Medium (M):



BADAN MUKA
A-B = Panjang muka
B-C = dalam leher = 1/6 Lingk. leher +
2 ½ cm
C-D = Lebar leher = 1/6 Lingk. leher +
½ cm
A-E = ¼ Lingkar badan + 2 cm atau 1
cm untuk orang kurus dan gadis
tanggung
E-F = Panjang sisi
C-G = A-E
G-H = 1/3 Panjang bahu + 1 cm
D-I = Panjang bahu, dan titik I harus
jatuh pada garis datar dari H
Garis D-I ditarik terus sampai di garis sisi
E-G, dapat titik J.
D-K = ½ Panjang bahu – 1 cm
J-L = ½ Panjang Bahu + 1 cm
A-M = 1/10 lingkar pinggang, tarik
garis M-K, teruskan dengan K-K’
= ½ cm
M-N = Tinggi dada. Tarik garis N-L’
= N-K’
E-P = 3 cm
P-O = ¼ Lingkar pinggang + 2 cm
(orang kurus 1 cm) di kurangi
jarak A-M
B-Q = 4 cm, tarik garis datar Q-R
Ukur N-R, lalu ukur N-S = N-R
S-T = ½ Lebar muka dikurangi Q-R
(garis S-T digambar sejajar garis
lanjutan D-I) Sambungan J-T.
Tarik garis bahu D-K’ dan J-L’,
garis lipit kup pinggang N-O dan
garis lubang lengan menurut
gambar contoh.
Tepi pola badan muka digambar dengan
garis merah, garis tengah muka, garis titik,
garis, titik.

BADAN BELAKANG

A-B = Panjang punggung
B-C = dalam leher = 1 cm – 1 ½ cm
C-D = Lebar leher = 1/6 L. Leher
A-E = ¼ lingkar badan – 2 cm. 1 cm
untuk orang kurus
E-F = Panjang sisi
C-G = A-E
G-H = ¼ F-G dikurangi 1 cm
D-I = panjang bahu, dan titik I jatuh
pada garis datar H
Garis D-I ditarik terus dengan 1 atau 1 ½
cm untuk lipit kup bahu belakang.
D-K = ½ panjang bahu – 1 cm
J-L = ½ panjang bahu + 1 cm
A-M = 1/10 lingkar pinggang – 1 cm.
Tarik garis M-K
Titik N letaknya 4 cm dibawah garis datar
dari F.
M-O = 2 cm untuk lipit kup pinggang
O-P = ¼ lingkar pinggang – 2 cm
(orang kurus 1 cm) dikurangi jarak
A-M
F-Q = garis datar
Q-R = ½ lebar punggung. Tarik garis
R-S tegak lurus.Gambar lubang
lengan menurut gambar contoh.
Tarik garis lipit kup N-O
K-T = 6 cm panjang lipit kup bahu.
Tarik garis L-T.
Tepi pola badan belakang digambar
dengan garis biru dan T, belakang dengan
garis titik-garis.


Keterangan Pola Lengan:

Tarik garis datar tidak diukur
Ukur A – B = Tinggi kepala lengan
B – C = B – D = ½ lingkar lubang lengan
B – E = Panjang lengan
F – G = C – D = Garis bawah lengan,
Garis CF dan DG tegak lurus.
Dari F dan G diukur masuk 1cm



0 komentar:

Post a Comment