, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Motif Batik Pesisiran : Ganggeng

Motif Batik Pesisiran : Ganggeng

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Motif Batik Pesisiran : Ganggeng

sebutkan masing masing tiga contok batik keraton dan pesisiran - Motif batik pesisiran banyak dijumpai di daerah pesisir/pantai seperti madura, pekalongan, indramayu, dan sebagainya. Masing-masing daerah membawa ciri khas dalam motif batiknya. Lain halnya dengan Batik Keratonan yang hanya dijumpai di daerah- daerah tertentu yang memiliki Keraton seperti, Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan sebagainya. Secara umum, motif batik memiliki 2 kategori, yaitu:

    Batik Keratonan, yang motifnya diadopsi dari ornamen-ornamen dan situs  yang berada di daerah keraton. Batik ini di dominasi oleh warna coklat/soga, hitam, dan krem.
    Batik Pesisiran, motif batik pesisiran menggunakan flora dan fauna baik dari darat maupun laut dan warnanya cenderung terang serta berwarna-warni.


Daerah pengrajin batik yang memiliki 2 kategori tersebut adalah Cirebon. Cirebon memiliki 4 Keraton (Kasepuhan, Kanoman, Keprabonan, dan Kecerbonan) dan juga Cirebon memiliki pelabuhan sehingga Cirebon memiliki Batik Pesisiran. Beberapa motif batik pesisiran adalah Ganggeng, Taman Arum, Taman Laut, Pohon Kehidupan, Piring Selampad, Kelapa Setundun, Mawar Sepasang, dan lain-lain. Setiap motif yang diciptakan memiliki makna/arti/ filosofi tersendiri. Sebagian besar filosofi tersebut akan kembali ditujukan  untuk manusia sebagai cermin kehidupan. Contohnya, motif ganggeng yang termasuk ke dalam jenis batik pesisiran.

Ganggeng sendiri memiliki arti yaitu ganggang laut (alga), dalam batik ini mengandung filsafah yang mana tumbuhan ganggang yang lemah lembut di dalam air berperan untuk melindungi hewan-hewan kecil laut dari predator dan penunjang kehidupan sebagai bahan pangan manusia (ikan). Maknanya bahwa dalam kehidupan kita berlaku lemah lembut bukan berarti lemah akan tetapi kita juga bisa melindungi dan berguna bagi orang lain. Sehingga orang lain akan merasa nyaman dengan adanya saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan Karena “Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain“. Sekarang kita telah mengetahui bahwa batik memiliki makna dalam setiap ceritanya. Seperti Motif batik pesisiran, batik ganggeng.


 BERBAGAI MOTIF BATIK DARI DAERAH DI JAWA


Batik saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Terlebih lagi saat terjadi kasus klaim secara sepihak oleh Malaysia terhadap kesenian Batik, kepedulian masyarakat akan batik sebagai bagian dari budaya Indonesia semakin tinggi. Selama ini mungkin kita hanya mengenal beberapa daerah sebagai daerah penghasil batik, daerah-daerah tersebut antara lain Solo, Yogyakarta, Pekalongan, atau Cirebon. Tidak mengherankan kalau hanya daerah-daerah tersebut yang terkenal sebagai sentra penghasil batik, hal ini dikarenakan di daerah-daerah tersebut, batik sudah melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari warganya, bahkan untuk kota Pekalongan, kata “Batik” digunakan sebagai slogan kota tersebut, yang membuat Pekalongan dikenal sebagai kota Batik.

Sebenarnya selain kota-kota tersebut, masih ada daerah-daerah lain yang juga memiliki kesenian batiknya sendiri dengan ciri khas motif masing-masing. Berikut ini beberapa batik dari tiap-tiap daerah di Indonesia.
 

1.      Batik Pekalongan


                Pekalongan adalah salah satu daerah produksi utama batik dengan desain utara Jawa pesisir. Walaupun Pekalongan bukan penghasil batik  pesisir tertua, namun paling halus dan sampai sekarang penghasil batik utama. Ragam hias Hindu-Jawa melekat namun tidak seperti Solo-Yogya yang terikat peraturan-peraturan keraton. Pembatik santri di Pekalongan pun menerapkan seni hias dari nuansa Islam. Pengaruh dominannya datang dari Cina dan Belanda, dan akibat paparan dengan berbagai budaya, sangat berbeda dengan batik di pedalaman Jawa. Warna lebih beraneka dan ragam hiasnya naturalistis. . Ada lebih dari 100 desain Batik yang sudah dikembangkan sejak 1802, dan beberapa yang populer Batik Pekalongan antara lain batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera.
  

2.      Batik Cirebon


Batik Cirebon  menampilkan 2 kategori motifnya yaitu: Menampilkan motif keratonan yang diambil dari ornamen-ornamen keraton baik dari unsur bangunan maupun benda-benda yang ada di sekitar keraton dan warnanya cenderung pada warna sogan dan babar mas. Selain keratonan, juga menampilkan motif pesisiran yang berisi flora dan fauna baik dari darat maupun laut yang warnanya lebih terang, misal biru,merah, dll.Adapun Bahan yang digunakan adalah  dari sutra, katun, katun primisima dan prima.
Motif batik Cirebon yang paling diingat orang sekaligus dijadikan lambang kota tersebut adalah motif awan Mega Mendung. Motif ini banyak dipengaruhi oleh budaya China. Garis-garis awan dalam motif mega mendung diinspirasi dari motif China. Meski demikian, mega mendung ala Cirebon tetap memiliki ciri khas sendiri yakni bentuk garis-garis awan yang berbentuk lonjong, lancip dan segitiga yang berbeda dengan garis awan motif China yang umumnya berbentuk bulatan atau lingkaran. Sentuhan budaya China pada batik Cirebon itu pada akhirnya melahirkan motif batik baru khas Cirebon.
 Mega mendung Cirebon sarat makna religius dan filosofi. Garis-garis gambarnya merupakan simbol perjalanan hidup manusia, dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga menemui akhir hayatnya. Rangkaian kehidupan, dari lahir sampai temui ajal ini merupakan simbol kebesaran Sang Ilahi. Selain perjalanan manusia, corak mega mendung juga melukiskan kepemimpinan yang mengayomi dan juga perlambang keluasan serta kesuburan.
Selain motif Mega Mendung, Batik Cirebon juga memiliki motif khas, yaitu motif Kompeni. Motif ini konon dulunya diciptakan oleh pengusaha Belanda di Cirebon pada saat  jaman penjajahan dulu.Adapun ciri motif kompeni adalah biasanya tentang kehidupan tentara kompeni jaman dulu dengan ciri khas membawa bedil/senapan, ada juga tentang kehidupan petani, pedagang. Intinya ciri motif batik kompeni ialah bercerita tentang kehidupan, baik jaman dulu waktu semasa penjajahan Belanda ataupun jaman sekarang.

3.      Batik Tegal

        Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam  warna agak gelap.

Dalam perkembangannya, batik Tegalan dapat dibedakan dalam dua motif dasar, yakni motif klasik dan motif pengembangan. Motif klasik dibedakan lagi menjadi dua macam, yakni motif klasik irengan yang didominasi warna hitam, coklat dan biru serta motif klasik bangjo yang dipengaruhi tradisi Batik Lasem yang didominasi warna kuning, coklat, merah, hijau dan biru. Motif yang dikategorikan sebagai motif klasik irengan diantaranya motif gribikan, jahe-jahenan, kawung mlinjo, sidomukti ukel, udan liris, ukel wit-witan, kopi pecah, parang, parang angkik, putihan, sawat candra atau sawat ireng, rujak sente, welut gumbel, kecubungan, buntat, kawung endog, manggaran, cempaka putih, cempaka mulya, ukel pyur, semut runtung, serta sidomukti putihan. Sedang motif yang termasuk motif klasik bangjo adalah motif wadas gempal, jamblangan, gribikan, kawungjenggot, cecek kawe, unian, sokaraja, blarakan, kopi pecah, gribikan, galaran, buntut bajing, semut runtung, beras mawur, tumbar bolong, dan tambangan.

Motif Pengembangan merupakan motif yang dipengaruhi tradisi batik lain dalam pembuatan Batik Tegalan. Meski demikian modifikasi Motif Pengembangan ini tidak mengubah karakteristik Batik Tegalan dengan warna-warna terang dan motif flora fauna yang banyak ditemui di Tegal. Motif Pengembangan ini diantaranya motif gedong kosong, manuk emprit, sotong, manuk surwiti, kipas-kipasan, juga kembang kertas.

4.     Batik Banten

Motif batik banten yang paling terkenal dan menjadi ciri khas batik Banten adalaha Motif Datulaya.  Datulaya berarti tempat tinggal pangeran. Dasarnya belah ketupat berbentuk bunga, dan lingkaran yang dibingkai sulur-sulur daun. Warna dasarnya biru, divariasikan dengan sulur daun abu dan dasar kainnya berwarna kuning.

Pangeran yang dimaksud adalah Sultan Hasanuddin. Motifnya diambil dari ruang keluarga kesultanan tersebut.Warna batik Banten sangat meriah. Itu merupakan hasil perpaduan warna-warna pastel yang ceria namun lembut. Warna ini konon sulit ditiru perajin batik dari daerah lain karena menggunakan air Banten asli yang kabarnya menguatkan warna.

Kombinasi warna ini juga dipengaruhi tanah. Ketika dicelup, warna-warna terang tadi berubah menjadi nuansa pastel yang lebih kalem. Warna-warna tersebut mencerminkan  karakter orang Banten yang bersemangat, ekspresif tetapi rendah hati.

Semangat kesultanan dan sejarah semakin terlihat pada nama-nama motif batik Banten kebanyakan. Ada Sabakingking (dari gelar Sultan Hasanuddin), Kawangsan (ada hubungannya dengan Pangeran Wangsa), Kapurban (ada kaitan dengan gelar Pangeran Purba), serta Mandalikan (berhubungan dengan Pangeran Mandalika). Ada lagi motif Srimanganti yaitu tempat raja bertatap muka dengan rakyat dan motif Surosowan, yaitu ibukota kesultanan Banten. Semuanya merupakan ragam hias dari karya seni abad ke-17 yang dibangkitkan kembali
   

5.     Batik Indramayu


Batik Indramayu sering disebut juga dengan batik dermayon, memiliki ciri khas motif berupa gambar datar flora dan fauna, dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan), latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Ragam hias batiknya dipengaruhi mata pencaharian penduduk kota ini yang merupakan nelayan. Selain itu, kebudayaan Cina, seni dan kepercayaan Hindu berperan dalam bentuk-bentuk yang tampak sampai sekarang. Sifatnya cenderung dinamis dan bermacam-macam. Tidak mengherankan, kebanyakan produk seni budaya merupakan bagian akulturasi dan asimilasi atau perbauran budaya yang berlainan.
Beberapa contoh motif batik dermayon antara lain : motif Banji Tepak salah satu yang dihasilkan di Indramayu. Secara umum, banji sendiri adalah simbol keadilan dan kemakmuran. Banji Tepak terdiri dari 38 submotif, di antaranya semen, kembang gempol, dan sawat suri. Tepak adalah kotak untuk menyimpan perhiasan dan diletakkan di bagian dalam tembok, di bawah ubin tepatnya, dalam kondisi terkunci. Motif Obar-abir berbentuk dasar segitiga. Terinspirasi peristiwa ombak besar disertai angin kencang. Motif Etong, menggambarkan berbagai satwa laut yang dibawa pulang oleh setelah ikan laut seperti ikan, udang, cumi, ubur-ubur dan kepiting. motif Kembang Gunda adalah tanaman yang tinggal di pesisir pantai dan bisa menjadi lauk pecel.  Motif Perang Teja, yang menggambarkan kisah peperangan rakyat Indramayu dengan serdadu Belanda sepanjang tepi kali Cimanuk. Motif Srintil. Srintil adalah sejenis burung yang hidup dan beterbangan di kawasan pantai Indramayu. Sering kali burung Srintil tersangkut jala nelayan.
Ada lagi motif Jendral Pesta,  dahulu dikenakan oleh Gubernur Hindia Belanda ketika  menghadiri pesta penobatan Ratu Wilhelmina. Selain itu, ada motif Puyong.  Puyong adalah burung berparuh besar dan berleher panjang yang bentuknya menyerupai merpati. Burung ini hidup bebas di hutan, kebanyakan di Pulau Nila. Konon di pulau tersebut, para nelayan asal Paoman kerap bersembunyi.


6.     Batik Solo

Solo adalah salah satu daerah yang harus disebut ketika kita membahas tentang batik. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Ragam motif batik asal Solo  dipengaruhi dengan makna-makna simbolis yang berasal dari kebudayaan Hindu. Dari kesemuanya, secara umum corak batik Solo merupakan perpaduan dari bentuk-bentuk geometris yang berukuran kecil-kecil. Selain itu, ciri khas yang terdapat pada batik Solo adalah terletak dalam pewarnaannya. . Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu.
 Warna soga (kecokelatan)  menjadi ciri khas batik Solo, dan kemudian disebut sebagai batik Sogan ,ini  memiliki arti “kerendahan hati, bersahaja” menandakan kedekatan dengan bumi, alam, yang secara sosial bermakna dekat dengan rakyat. Batik Solo menguarkan aura megah dan kesan anggun. Tidak semata-mata karena paduan warna dan lekuk motifnya, melainkan makna yang terkandung di balik setiap motif itu. Dalam sejarah, hanya di wilayah Jawa, tepatnya di Solo dan Jogjakarta, batik masuk ke ranah kekuasaan. Motif-motif batik khusus dibuat untuk raja dan kalangan keraton.
 Beberapa motif batik solo antara lain motif Wahyu Tumurun, artinya restu dari Tuhan Yang Maha Esa. Diharapkan berkat datang sehingga pangkat naik, atasan memberikan penghargaan, kehidupan membaik, dan rezeki pun melimpah. Motifnya terbilang simpel, seperti juga Sidomulyo. Sido dalam bahasa Jawa berarti ‘jadi’, sedangkan mulyo berarti mulia. Singkatnya, pola Sidomulyo mengandung harapan untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenteraman dari Tuhan. Untuk perkawinan, ada yang namanya motif Semen Rante. Dalam motif ini, gambar rantai dipadukan dengan bunga kantil. Bunga tersebut terkenal sebagai simbol panjang umur. Biasanya kain batik bermotif Semen Rante dijadikan bingkisan lamaran supaya hubungan kedua calon mempelai semakin erat.


7.      Batik Yogyakarta

Batik Yogyakarta adalah salah satu dari batik Indonesia yang pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton saja. Warna batik tradisionalnya adalah biru-hitam, serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning.Sered atau pinggiran kain diusahakan tidak kemasukan soga atau pewarna. Oleh sebab itu, pinggiran batik Yogyakarta berwarna kain latar.Karakter motif batik Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem. Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya yang anti-kolonial.

Ragam hias batik Yogyakarta ada yang geometris seperti lereng atau garis miring lerek, garis silang atau ceplok, kawung, anyaman, dan limaran. Ragam hias yang nongeometris seperti semen, lung-lungan, dan boketan. Ada juga ragam hias yang bersifat simbolis misalnya meru melambangkan gunung atau tanah (bumi), naga melambangkan air, burung melambangkan angin atau dunia atas, dan lain-lain. Ragam motif batik Yogyakarta sangat banyak dan semuanya sangat indah, mulai dari motif bunga, tumbuhan air, tumbuhan menjalar, satwa, dan lain-lain

Ada ratusan jenis batik Yogya  di antaranya telah dipatenkan. Motif Batik Yogya tidak sembarang motif. Setiap motif yang tergores di atas batik sarat akan filosofi. Setiap motif yang tergores di atas batik sarat akan filosofi.Motif tersebut antara lainMotif parang rusak barong, memiliki filosofi Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.Sido Asih bermakna si pemakai selalu diliputi kasih sayang dalam berumah tangga. Truntum berarti cinta yang bersemi. Ratu Ratih dan Semen Roma melambangkan kesetiaan seorang isteri. Parang Kusumo, memiliki arti bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah.Cuwiri, memiliki filosofi pengharapan pemakainya terlihat pantas dan dihormati

 

8.     Batik Madura


 Karakteristik Batik Madura adalah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari Jawa, Disain batik Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak kebebasan dalam aplikasi desain.  Warna utama batik Madura umumnya merah, merah tua atau jingga, biru tua, hijau tua, hitam dan putih. Di daerah Pamekasan, batik Madura kemudian juga mulai menggunakan warna seperti biru muda, cokelat muda mengikuti perkembangan zaman. . Selain warna yang mencolok, batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang beragam.Ragam hias ba
tik madura bersifat naturalistis., apa yang dilihat di alam sekitar, itulah yang digambar. Contohnya, ayam bekisar, udang, kepiting maupun tumbuh-tumbuhan Ragam hias batik Madura juga tidak mengenal stilisasi. Semua bentuk diwujudkan secara utuh, tidak membentuk simbol-simbol tertentu. Coraknya biasanya digambarkan besar-besar sehingga motif yang kecil-kecil tidak menonjol. Ini erat hubungannya dengan sifat alamnya yang keras, dan watak orang Madura yang berani dan tegas.

Salah satu batik terkenal dari Madura adalah Batik Gentongan, yang memiliki karakteristik tertentu dalam mewarnai, yang dihasilkan dari pengolahan yang berbeda dibandingkan dengan batik lainnya. Pada tahap pertama dari proses tersebut, kapas (mori) didicuci dan direndam dalam tong air yang dicampur dengan minyak khusus dari residu kayu. Pada langkah terakhir dari pengolahan kain diletakkan kembali ke dalam tong selama sedikitnya dua bulan untuk membuat efek yang selalu awet dan perbedaan warna.


9.     Batik Tuban

Batik Tuban termasuk ke dalam batik pesisir. Kebanyakan orang menyebut motif dari Batik Tuban mirip dengan Batik Cirebon.  Selain warna yang mencolok, Batik tuban memiliki ciri khas motif batik pesisir yang didominasi oleh kebudayaan Jawa, Cina, dan Islam. . Misalnya, gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban terpengaruh dari budaya tiongkok. Hal ini bisa dilihat dari gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut, burung  Hong. Sedang pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis tuban terlihat pada motif dengan nama yang religious seperti kijing miring.

Dalam hal tata warna, pada mulanya batik Tuban dibatasi pada warna biru indigo, merah mengkudu, hitam, dan putih serta kekuning-kuningan yang berasal dari akar mengkudu.Namun belakangan mulai muncul tata warna putihan, yaitu latar putih dengan corak hiasan berwarna biru tua dan hitam; tata warna pipitan, yaitu latar putih corak berwarna merah atau biru tua, dan tata warna bangrod, yaitu latar putih dengan motif berwarna merah.

Batik tuban sering dikenal dengan istilah batik Gedog. Proses pembatikannya dimulai dari bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik. Hal ini lah yang membuat batik Tuban menjadi batik yang paling khas di jawa timur.

Salah satu contoh motif batik tuban adalah Motif kawung merupakan penggambaran dari daun kelapa yang bentuknya disusun silang, yang menjelaskan struktur dari jagad raya. Pusat persilangannya diartikan sebagai sumber energi. Apabila ditemukan
motif memanjang yang letaknya tepat di tengah kain, maka motif ini disebut dengan motif suluran dan masih masuk dalam keluarga motif kawung Cirebon, dan biasa disebut dengan motif dudo.

buka mesin jahit : http://batikkirani.blogspot.com/2013/01/berbagai-motif-batik-dari-daerah-di-jawa.html
http://sanggarbatikkatura.com/motif-batik-pesisiran-ganggeng

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang sebutkan masing masing tiga contok batik keraton dan pesisiran

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang     Kerajinan dari Bahan Lunak yang Ada di Nusantara

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

0 komentar:

Post a Comment