, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tips Membuat Baby Wrap Sendiri


Tips Membuat Baby Wrap Sendiri

baju jahit, batik, belajar, guru, indonesia, jahit, jogja, kaos, kebaya, konveksi, kursus, kursus menjahit, les, mesin jahit, obras, private, sekolah, terbaik, usaha, yogyakarta
 Tips Membuat Baby Wrap Sendiri

cara membuat pola gendongan depan untk bayi - Sejak Abdurrahman kecil, saya terbiasa memakai gendongan kain batik yang dihadiahkan oleh ibu saya. Sekarang Abdurrahman sudah besar. Alhamdulillah sudah jarang minta gendong, kecuali kalau lagi ngantuk sedang kami lagi ada acara di luar rumah. Saya masih setia sama si gendongan batik, hanya saja sering kali saya tidak kuat menggendong lama-lama, 10 menit nggendong, punggung sudah sakit sekali rasanya. Boleh jadi ini karena gendongan batik hanya menggunakan 1 pundak saja untuk menyokong berat badan si kecil.

Saya pun ingin mencari gendongan lagi yang bisa dipake untuk menggendong Abdurrahman dengan nyaman. Ternyata setelah saya lihat-lihat, gendongan bayi itu harganya mahal sekali ya. Akan tetapi setelah saya lihat-lihat lagi di internet, ternyata ada banyak ibu-ibu yang mengusulkan untuk bikin gendongan sendiri. Oh bisa ya? Ya, saya juga baru tahu. Dan ternyata tidak susah-susah amat. Maka saya memberanikan diri untuk membuat satu buah untuk dipakai bersama Abdurrahman. Saya pilih yang paling mudah membuatnya, yaitu model baby wrap.

Baby wrap sejatinya adalah kain panjang (kurleb 5 meter) yang digunakan untuk menggendong bayi dengan cara menge-wrap si bayi. Kelebihannya dibandingkan gendongan batik adalah berat badan bayi disokong oleh 2 pundak sehingga bayi terasa lebih ringan. Ada dua model wrap yang popular.

    Stretchy wrap, yaitu wrap yang dibuat dari kain yang cenderung bisa melar, sehingga mudah digunakan menggendong newborn / bayi yang masih kecil).
    Woven wrap, yaitu wrap yang dibuat dari kain yang lebih sturdy (tidak melar / elastis) sehingga bisa digunakan untuk menggendong dari newborn sampai toddler juga.

Cara membuatnya mudah sekali.

Pertama, cari jenis kain yang tepat. Untuk stretchy wrap, cari jenis kain semodel knit jersey (kain bahan kaos) dari bahan campuran katun dan spandex / lycra. Sebagai misal, kain berbahan 95% katun dan 5% lycra akan cocok digunakan sebagai stretchy wrap karena bahan lycranya membuat si wrap bisa stretch yang memudahkan untuk menggendong si kecil, tapi persentasenya cukup kecil sehingga kain wrap tetap kokoh dan aman untuk menggendong bayi.

Untuk woven wrap, cari jenis kain yang kuat tapi tidak terlalu tebal, Beberapa jenis kain yang diminati biasanya cotton gauze, osnaburg, atau muslin. Untuk bahan, biasanya kain berbahan 100% katun atau perpaduan katun dan linen sangat diminati karena bahan katun membuat si wrap cenderung adem dan tidak panas. Intinya, cari kain yang kuat untuk digunakan menggendong bayi, tapi tetap ringan dan tidak terlalu tebal sehingga membuat bayi dan ibu kepanasan. Barangkali untuk di Indonesia, jika bisa mendapat bahan kain batik seperti gendongan batik pada umumnya, tapi bisa beli meteran, maka bahan itu bisa jadi kandidat yang cocok.

Berapa panjang kain? Biasanya panjang kain 5 meter cukup untuk kebanyakan ibu. Akan tetapi, jika postur ibu termasuk gemuk, panjang kain 6 meter lebih aman. Lebar kain bisa 1 meter atau 1.5 meter. Kain dengan ukuran 1.5 x 5 m bisa menghasilkan 2 wrap, sedang ukuran 1 x 5 m cukup untuk satu wrap.
Cara membuatnya, ukur lebar kain sepanjang 75 cm. Potong kain secara memanjang, sehingga dihasilkan dua helai kain berukuran 0.75x 5 m (jika lebar kain 1.5 m). Jika suka, potong ujung-ujung kain sehingga membentuk huruf V. Ujung yang meruncing ini akan memudahkan ibu dalam mengikat dan mengencangkan si wrap.


babywrapsendiri1
Pola wrap dari 1 helai kain
Rapikan tepi kain supaya kain tidak mudah terurai. Untuk kain berbahan kaos, maka jenis kain ini biasanya tidak mudah terurai, sehingga bisa langsung dipakai begitu saja. Untuk kain-kain yang mudah terurai, tepinya bisa dirapikan dengan cara di-neci, atau cukup dilipat ke dalam lalu dijahit lurus biasa. Atau kalau tidak pingin menjahit, bisa juga dengan cara dibakar sedikit ujungnya supaya benang-benangnya tersimpul (gunakan lilin, dekatkan tepi kain sedikiiit saja ke atas lilin sampai terbakar sedikit, lalu jauhkan dan tekan-tekan tepi kain agar bagian yang terbakar tidak melebar).
Alhamdulillah, jadi sudah baby wrapnya. Insya Allah bisa digunakan untuk menggendong dengan posisi bayi di depan, samping, atau belakang.
Mungkin sebagian ibu bertanya, bolehkah kalau misalnya beli kain 1.5 x 2.5 m saja, lalu kain dibelah dua dan dijahit untuk menghasilkan baby wrap sebesar 0.75×5 m?
Secara umum, baby wrap yang dibuat dari satu helai kain akan lebih kuat daripada yang dibuat dengan menyambung 2 helai kain, sehingga opsi membeli 5 m kain itu lebih aman. Akan tetapi, kalau memang ibu ingin mencoba-coba dulu (belum yakin apakah akan suka dengan gendongan model wrap ini), maka silakan saja menyambung 2 helai kain dengan catatan jahitannya harus sangat kuat (misal, dengan jahitan dobel atau french seam). Lebih disarankan juga agar sambungan kain tidak terletak persis di tengah-tengah wrap karena biasanya bagian tengah ini yang sering dipakai untuk mensupport tubuh bayi.

babywrapsendiri2
Alternatifnya, setelah membelah 2 kain sama panjang, yang 1 helai kain dipotong lagi (sehingga jadi 2 potong kain berukuran 1.25×0.75 m), lalu tiap-tiap kain yang pendek ini disambungkan ke kain yang panjang di ujung-ujungnya. Berikut ilustrasinya.Bagi yang memilih untuk menyambung dua helai kain, hendaknya sebelum memakai gendongan selalu mengecek keadaan jahitan. Pastikan jahitan masih kuat sebelum menggendong si kecil, jahitan yang tidak kuat bisa mengakibatkan gendongan robek tiba-tiba, yang bisa sangat berbahaya untuk si kecil.

Karena saya juga masih coba-coba (belum tahu apakah Abdurrahman akan nyaman digendong dengan wrap), maka saya memutuskan untuk menyambung 2 gendongan batik saya dengan cara yang dipaparkan di atas. Kebetulan saya memiliki gendongan yang panjangnya masing-masing 2.5 meter, sehingga kalau disambung bisa menghasilkan wrap yang hampir 5 meter panjangnya.
Setelah dicoba, ternyata Abdurrahman sangat suka digendong dengan wrap, kelihatan nyaman sekali. Pernah suatu saat Abdurrahman sakit sehingga bawaannya ingin digendong terus, maka berjam-jam ia minta digendong di wrap dan tidak mau tidur di kasur. Maka sembari saya mengerjakan pekerjaan rumah, Abdurrahman bisa tetap tidur di wrap dengan nyaman. Dan Alhamdulillah punggung tidak terasa pegal kalau menggendong dengan gendongan batik di satu pundak saja, karena berat badan anak terbagi antara dua pundak dan juga daerah pinggul. Tapi ini bukan berarti tidak pegel sama sekali lho ya, namanya juga menggendong toddler pasti terasa beratnya. Karena kain wrap ini cukup panjang, maka ia juga bisa dipakai oleh suami untuk menggendong si kecil.

babywrap
Jadi, ternyata gendongan bayi tidak selalu harus mahal kan, ternyata ada yang bisa kita buat sendiri di rumah, Alhamdulillah.

Catatan: Selalu inspeksi keadaan baby wrap sebelum dipakai, pastikan tidak ada kain yang kelihatan akan sobek (atau kalau berjahit, pastikan jahitan masih kuat) demi keselamatan si kecil saat digendong.


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  cara membuat pola gendongan depan untk bayi

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang BUAT DESIGN SENDIRI 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : http://ummiummi.com/membuat-baby-wrap-sendiri

0 komentar:

Post a Comment