, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

pola dan ukuran hem anak l

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
pola dan ukuran hem anak l

pola dan ukuran hem anak l


POLA DASAR KEMEJA ANAK LAKI2

POLA DASAR KEMEJA ANAK LAKI-LAKI

Ukuran yang diperlukan
1. Lingkar badan
2. Panjang punggung
3. Lingkar leher
4. Lebar bahu
5. Lebar dada
6.lebar bahu

Contoh ukuran

1. Lingkar badan = 64 cm
2. Panjang punggung = 23 cm
3. Lebar punggung = 26 cm
4. Lingkar leher = 30 cm
5. Lebar bahu = 9 cm
6. Lebar dada = 25 cm

pola dan ukuran hem anak l-Dari ukuran yang sudah ada, yang harus dilakukan yaitu membuat pola depan dan pola belakang:
11 300x246 Membuat baju muslim anak

Pola depan
Buatlah garis siku A, B, C, D
A – B = ½ lingkar badan + 2 cm = (64 cm : 2 ) + 2 cm = 34cm
C – D = A – B = 34 cm
A – C = panjang punggung + 1 ½ cm = 23 cm + 1 ½ = 24 ½ cm
B – D = A-C = 24 ½
A – K = 1/6 lingkar leher + ½ cm = (30 cm:6 ) + ½ cm = 5 ½ cm
A – L = (A – K ) + 1 cm = 5 ½ cm + 1 cm = 6 ½ cm
K – L = kerung leher depan
A – I = ½ A-B = 32 cm :2 = 17 cm
C – R = A-I = 17 cm
I – J = turun 2 ½ cm
R – H = ½ R – J = (24 ½ cm – 2 ½ cm ) : 2 = 11 cm

Hubungkan titik K-J
K – P = lebar bahu = 9 cm
C – G = R – H = 11 cm
L – M = ½ L-G = 3 ½ cm
M – S = ½ lebar dada =25 cm : 2 = 12 ½ cm

Hubungkan titik P – S – H menjadi kerung lengan badan depan
C – C ’ = turun 1 cm

Hubungkan titik C’- R
Pola belakang
B – F = turun 1 ½ cm
B – O = A – K = 5 ½ cm

Hubungkan titik O – F menjadi kerung leher belakang
Tariklah garis :
O – Q = lebar bahu 9 cm
D – E =R – H = 11 cm
E – N = ½ E – F = 6 cm
N – T = ½ lebar punggung = 26 cm:2 = 13 cm

Hubungkan titik Q – T – H menjadi kerung lengan badan belakang
Ukuran di atas hanya sekedar contoh, jadi dapat di sesuaikan dengan besar kecilnya badan anak yang akan diukur. Setelah paham mengenai pola dasar di lanjutkan dengan perubahan bentuk pola

Pola dasar baju koko


Sebenarnya ini adalah pola dasar pembuatan kemeja tapi dapat digunakan untuk pola baju koko

Pola depan

Buatlah pola dasar badan depan untuk anak laki-laki
2 183x300 Membuat baju muslim anak
dengan perubahannya
P – S = naik ½ cm
A – S = ½ lebar punggung atas = 26 cm : 2 = 13 cm
A – M = panjang kemeja 35 cm
L – L’ = M – M’ = 1 ½ cm
H – H’ = 2 cm
R – R’ = 1 ½ cm
M’ – Z = G – H’ = 20 ½ cm
Titik Z naik 1 cm
K – K = S – S’ = turun 2 ½ cm

Hubungkan titik K’- L’ – M’- Z – R ’ – H’ – S’ – K ’ menjadi pola badan depan

Hubungkan titik K- K’ – S – S’ – K menjadi pola pas bahu yang dapt disatukan dengan pola belakang



 Membuat baju muslim anak

Pola belakang

Dari pola dasar belakang untuk anak laki, perubahannya
Q – Q’ = naik ½ cm
F – Q’ = ½ lebar punggung = 26 cm : 2 = 13 cm
H – H ‘ = 2 cm
R – R’ = 1 ½ cm
F – N = turun 5 cm
F – N – T = sudut siku-siku
Hubungkan titik O – F – N – T – Q’ – O menjadi pola pas bahu belakang
Hubungkan titik N – X – Y- R – H – T – N menjadi pola belakang
Hal yang harus dilakukan selanjutnya yaitu cara membuat pola lengan baju

Pola lengan
Ukuran yang diperlukan:
1. Panjang lengan
2. Lingkar kerung lengan
3. Lingkar lengan

Contoh ukuran
1. panjang lengan : 15 cm
2. Lingkar kerung lengan : 28 cm
3. Lingkar lengan : 24 cm

Pola lengan
4 271x300 Membuat baju muslim anak
A – B = B – C = panjang lengan 15 cm
A – B = D – C = ½ lingkar kerung lengan =28 cm : 2 = 14 cm
B – E = ½ A – B = 14 cm : 2 = 7 cm
D – F = ½ lingkar lengan = 24 cm:2 = 12 cm

Kerung lengan depan :
A – G =E – H = ¼ A-E
Titik G ke kiri 1 cm dan titik H ke kanan 1 cm

Kerung lengan belakang
A – I = 1/3 A- E
Titik I ke kiri 1 ¼ cm
Titik J ke kanan ¼ cm
Pada bagian lengan pada contoh diatas adalah pola lengan pendek karena baju koko itu lengannya panjangnya maka tinggal di panjanganin aja lengannya

Pola kerah
Untuk membuat baju koko diperlukan sebuah kerah yang mirip dengan kerah baju sanghai
Ukuran yang di perlukan adalah lingkar leher
A-B = 3 cm
A-B lebar kerah = untuk anak –anak biasanya 2 cm
B-D= ½ lingkar leher = 30 : 2 = 15 cm
B-E = ½ B-D = 9 cm
C-G= kerung leher (K-G-D)
D-G= B-C= lebar kerah = 2 cm
5 300x135 Membuat baju muslim anak
Selesai nih buat baju ya, selanjutnya buat celana tentu nya

MEMBUAT CELANA PANJANG ANAK

Ukuran yang diperlukan
1. Panjang celana
2. Lingkar pinggang
3. Lingkar pisak
4. ½ lingkar paha
5. ½ lingkar lutut
6. ½ lingkar kaki
7. Panjang lutut

contoh ukuran
1. Panjang celana : 45 cm
2. Lingkar pinggang :52 cm
3. Lingkar pisak : 45 cm
4. ½ lingkar paha : 20 cm
5. ½ lingkar lutut : 16 cm
6. ½ lingkar kaki : 13 cm
7.panjang lutut : 30 cm

POLA DEPAN
1. Buatlah garis siku A,B,C,D, E
A – B = lebar ban pinggang 2 cm
A – C = 1/3 lingkar pisak + 4 cm = (48 cm : 3 ) + 4 cm = 20 cm
A – D = panjang lutut 30 cm
A – E = panjang celana 45 cm

2.Bagian paha
C – F = ½ lingkar paha – 2 cm = 20 – 2 = 18 cm
C – I = ½ C – F = 20 cm – : 2 = 10
C- G = ke kiri 3 cm
F – G = 20 cm – 3 cm = 17 cm
C – H = ½ C – G = 17 : 2 = 8 ½ cm

3.Bagian pinggang
B – J = C – H = 8 ½
B – V = C – I = 10 cm
K – L = ¼ lingkar pinggang = 52 : 4 = 13 cm
J – K = J – L = 13 cm : 2 = 6 ½ cm
K – K’ = L – L’ = lipit kerut 2 ½
Titik L’ tutun ½ cm
Hubungkan K’- L’ dan L’ – G
G – U = C – T = naik 6 cm
6 149x300 Membuat baju muslim anak
Biasanya kalau aku buat celana koko engga’ aku pakai lipit / kerut. Ban pinggangnya langsung pake karet jadi engga’ pake resliting lagi sbb yang aku sering buat itu untuk anak –anak di bawah umur 3 tahun jadi biar engga’ susah makenya dan buatnya lebih mudah langsung aja pake karet celana.

4. bagian kaki
E – N = C – I = 10 cm
O – P = ½ lingkar kaki – 1 cm = 13 cm – 1 cm = 12 cm
N – O = N – P = 12 cm: 2 = 6 cm
Hubungkan titk V – I – N melalui Q

5. bagian lutut
R – S = ½ lingkar lutut – 1 ½ cm = 16 – 1 ½ = 14 ½ cm
Q – R = Q – S = 14 ½ cm : 2 = 7 ¼
Hubungkan titk K’- T – C – R – O – P – S – F – U – L’ – K’ menjadi pola bagian depan

6. letak kantong sisi
K’ – n = turun 2 cm
N – m = lebar kantong 9 cm
Kalau tidak mau pake kantong sisi juga bisa.

7.letak kupnat
V – V’ = lebar kupnat 2 ½ cm
Panjang kupnat 1 ½ cm atau 2 cm

Pola belakang
Buatlah pola bagian depan terlebih dahulu, perubahannya

1. Bagian pinggang
L – X = 2 cm
Hubungkan titik G – X terus keatas
X – X’ = naik 2 cm
X’ – Y = ¼ lingkar pinggang + 1 cm ( 52 cm : 4 ) + 1 = 14
Y – Y’ = X’ – Z = tambahan untuk kerut 2 ½
Catt. Kalau tidak mau pake kerut tidak usah dibuat

2.Bagian paha
C – C’ = F– F’ = 2 cm

3. Bagian lutut
R – R’ = S – S’ = 1 ½ cm

Bagian kaki
O – O’ = P – P’ = 1 cm
7 165x300 Membuat baju muslim anak

Cara membuat peci koko
ukuran yang diperlukan
- Lingkar kepala
aneh..ya..tapi ukur-ukur aza deh…dari dahi kembali ke dahi

contoh ukuran
-Lingkar kepala : 50 cm

Pola peci
1. buat pola A yaitu berupa lingkaran lingkar kepala
peci+2 Membuat baju muslim anak

2. Buat pola B yaitu berupa persegi panjang
A – B = A’ – B’ panjang lingkar kepala 50 cm
A – C = C’ – A’lebar peci 6 cm
- – - – - – - – = garis tengah, dasarnya nanti di lipat dua
pola+peci Membuat baju muslim anak
Cara membuat
- Satukan A dengan A’, dan B dengan B ‘
dengan kata lain di lipat kemudian jahit pertemuannnya
- Satukan A dengan B sehingga menjadi lingkaran
- Jahit pola dengan Pola B
Selamat mencoba.





POLA DASAR JUBAH AKHWAT


Cara Mengukur
Sebelum membuat pola jubah/gamis akhwat terlebih dahulu kita melakukan pengukuran. Sebelum mengukur ikatkan seutas tali yang lemas di sekeliling pinggang. Lingkaran tali di sekeliling pinggang tersebut akan menjadi patokan yang dapat membantu proses pengukuran bagian tertentu, misalnya lingkar pinggang, permulaan panjang rok, dan sebagainya.
Ukuran yang diperlukan :

    Lingkar badan : diukur pada bagian badan belakang, melalui ketiak hingga melingkari payudara, diambil angka pertemuan meteran dalam keadaan pas. Tambahkan 4 cm pada hasil ukurannya.
    Lingkar leher : diukur keliling leher, diambil angka pertemuan meteran pada lekuk leher depan bagian bawah.
    Lingkar pinggang : diukur pada bagian pinggang , diambil angka pertemuan meteran dalam keadaan pas. Tambahkan 4 cm pada hasil ukurannya.
    Lingkar pinggul : diukur bagian pinggul yang terbesar, dari ukuran pas ditambah kurang lebih 4 cm
    Lebar bahu : diukur dari batas leher sampai bagian bahu yang terendah (pangkal lengan)
    Panjang dada : diukur dari titik C ke bawah sampai dengan batas pinggang
    Lebar dada : dibawah lekuk leher turun 5 cm, diukur mendatar dari kerung lengan sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan
    Panjang punggung : diukur pada bagian punggung, dari ruas tulang leher yang menonjol di pangkal leher, turun ke bawah sampai batas pinggang bagian belakang
    Lebar punggung :dari ruas tulang leher turun kurang lebih 8 cm, diukur dari kerung lengan sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan
    Panjang sisi : diukur dari lengan ke bawah sampai dengan batas pinggang
    Panjang jubah : diukur dari leher ke bawah sampai kaki
    Tinggi pinggul : diukur dari pinggul yang terbesar ke atas sampai pinggang
    Lingkar kerung lengan : diukur pada keliling kerung lengan dalam keadaan pas, tambahkan 4 cm pada hasil ukurannya
    Panjang lengan : diukur dari ujung bahu/ pangkal lengan ke bawah, sampai kurang lebih 2 cm di bawah ruas pergelangan tangan atau sepanjang yang diinginkan.
    Lingkar pergelangan : diukur pada keliliing ujung lengan ditambah 4 cm pada pengukurannya
    Lingkar siku : diukur pada keliling siku ditambah 10 cm pada pengukurannya
    Panjang siku : diukur dari ujung bahu/ pangkal lengan ke bawah sampai siku

Daftar ukuran standart
Untuk membuat jubah yang sesuai dengan ukuran badan masing-masing memang diperlukan pengukuran sendiri seperti cara di atas. Namun jika ukhti tidak bisa melakukan pengukuran sendiri, maka ukhti bisa menggunakan ukuran standar di bawah ini :
Tabel-Ukuran

Tabel Ukuran Standart
Diantara syarat pakaian muslimah yang syar’i adalah tidak dimaksudkan sebagai perhiasan, maka hal-hal dalam memilih kain yang harus diperhatikan dalam membuat jubah syar’i adalah :

    Memanjangkan jubah sampai menutup kaki karena kaki wanita muslimah adalah aurat (para ulama khilaf tentang darimana memanjangkan pakaian wanita sejengkal ataupun sehasta, ada yang berpendapat dipanjangkan dari pertengahan betis, ada juga yang berpendapat dari mata kaki dan ada juga dari telapak kaki. Wallohu A’lam)
    Memilih kain yang polos atau tidak bermotif
    Memilih kain yang tidak menerawang / transparan
    Memilih warna yang tidak mencolok
    Jubah tidak diberi hiasan-hiasan seperti bordir, renda, dll


Pola dasar Jubah akhwat
Berikut ini adalah teori membuat pola dasar jubah akhwat. Pola terdiri dari pola jubah bagian depan, pola jubah bagian belakang dan pola lengan.
Ukuran yang ana pakai adalah ukuran standar M.
Adapun ukurannya adalah sebagai berikut :

    Lingkar badan : 90
    Lingkar leher : 36
    Lingkar pinggang : 72
    Lingkar pinggul : 96
    Lebar bahu : 12,5
    Panjang dada : 33
    Lebar dada : 33
    Panjang punggung : 37
    Lebar punggung : 35
    Panjang sisi : 17
    Panjang jubah : 130
    Tinggi pinggul : 18
    Lingkar kerung lengan = 44
    Panjang lengan = 55
    Panjang siku 30
    Lingkar siku = 30
    Lingkar pergelangan = 20


Pola depan :
pola jubah-depan

Pola Depan
A-B : 1/6 lingkar leher + ½ cm
A-C : 1/6 lingkar leher +2 cm

Hubungkan titik B-C dengan garis putus-putus menjadi kerung leher awal
B-D : lebar bahu
D-E : 3 1/2 cm
B-E = BD
C-F = panjang dada
F-G = panjang sisi
C-H = ½ C-G
H-I = ½ lebar dada
G-J = ¼ lingkar badan + 1 cm

Hubungkan titik E – I –J dengan garis putus-putus menjadi kerung lengan badan depan awal
F–K = ¼ lingkar pinggang + 4
F-F’ = turun 1 ½ cm
F’-L = tinggi pinggul
A-N = panjang jubah
L–M = ¼ lingkar pinggul + 1 cm
N-O = L-M
O-P = 3 cm
Titik P naik 1 ½ cm
P-P’ = 12 cm
B-B’ = 2
C-Q = 3
Q-Q’ = 2

Hubungkan titik B’-Q’ menjadi kerung leher jubah
E-E’ naik 1 cm
B’-E’ = lebar bahu
J-J’ = 3
Hubungkan E’J’ sebagai kerung lengan badan depan jubah
Tarik garis lurus J’-P’







Pola belakang
pola jubah-belakang
Pola Belakang
A-B= 1/6 lingkar leher + ½ cm
A-C = turun 2 cm

Hubungkan B-C sebagai kerung leher
B-D= lebar bahu
D-E= turun 3 ½ cm
B-E= B-D
C-F= panjang punggung
F-G = panjang sisi
C-H = ½ C-G
H-I = ½ lebar punggung
G-J = ¼ lingkar badan -1 cm
F-K = 1/4 Lingkar pinggang +2

Hubungkan E-I-J sebagai kerung lengan
A-N = panjang jubah – 1 cm sampai 1 ½ cm
F-F’ = turun 1 ½ cm
F’-L = tinggi pinggul
L-M = ¼ lingkar pinggul – 1 cm
N-O = L-M
O-P = 3 cm
P naik 1 ½ cm
B-B’ = 2 cm
C-C’ = 2 cm
Hubungkan titik B’-C’
E-E’ naik 1 cm
B’-E’ = panjang bahu
J-J’ = 3 cm
Hubungkan titik E’-J’
P-P’ = 8 cm
Hubungkan titik J’-P’

Pola lengan :
pola jubah-lengan
Pola Lengan
A-B = ¼ lingkar kerung lengan + 1 ½ sampai 2 ½
A-E= Panjang siku
A-F = panjang lengan
A-D = A-C = ½ lingkar kerung lengan

Kerung lengan atas
A-D dibagi 4 bagian yang sama
Titik N naik 1 ½ cm dan titik P turun 1 ½ cm
Garis yang menghubungkan titik A-N-O-P-D adalah kerung lengan depan

Kerung lengan belakang
A-C dibagi 3 bagian yang sama besar
L-M = naik 2 cm
R = turun ½ cm

Garis yang menghubungkan titik A-M-K-R-C adalah kerung lengan belakang
E-I = E-J = ½ lingkar siku
F-G = F-H = ½ lingkar pergelangan

Hubungkan titik C-I-G dan titik D-J-H
Demikian cara membuat pola dasar jubah akhwat. Adapun untuk membuat jubah dengan berbagai model maka ukhti bisa mengembangkan sendiri pola tersebut.
Untuk latihan, bisa buat pola yang sederhana seperti : jubah anak. Langkah-langkahnya ada di [link ini].
Selamat mencoba…
***
Maroji’ :
Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar, oleh Soekarno, penerbit PT Gramedia Pustaka Utama




MESIN JAHIT

Harusnya setelah selesai membuat pola kita masuk ke memotong bahan sesuai pola yang sudah kita buat. Tapi karena ada permintaan untuk mengenal dan menggunakan mesin jahit, ya sud, saya dahulukan postingan mengenai hal ini.

Mesin jahit yang saya gunakan merknya Butterfly. Belinya di daerah Tanah Abang dengan harga Rp 600.000 (2010). Ini yang sederhana, mesin jahit untuk rumahan. Kalau untuk konfeksi mesin jahitnya lain lagi dan kecepatannya juga lebih cepat.  Saya gak berani pakai, he he he.




Saya sengaja beli yang model seperti ini. Penjualnya bilang, model pakai papan. Kalau mesin jahit yang pakai laci, seperti jaman nenek kita dulu, harganya lebih mahal. Kelebihan model ini buat saya juga karena praktis,  gampang dan ringan dipindah-pindah.

Waktu beli mesin jahit ini, papan dibongkar dan diikat di belakang motor Mio saya. Mesinnya ditaruh di depan. Begitu sampai rumah, baru saya rakit. Mudah dan praktis. Bisa dikerjakan sendiri malah. Tapi kalau beli mesin jahit yang pakai laci, waduh, refffoooddd, mesti naik bajaj atau bawa/sewa mobil.    



Kepala Mesin Jahit
Kepala mesin jahit merupakan organ paling vital dalam bekerja. Karena itu pastikan bahwa kepala mesin jahit ini baik-baik saja dan enak digunakan. Cobalah berkali-kali sampai puas dengan bunyi suara mesin. Kalau sudah sampai rumah dan ternyata bermasalah, males banget balik ke penjualnya.  

Beli mesin jahit bekas bagaimana? Boleh-boleh saja sih, asal kita tahu mesin. Kalau saya pribadi, lebih baik beli baru saja. Karena harga mesin jahit baru dan bekas rentang harganya tidak jauh. Lagipula kita kan tidak tahu apa 'penyakit' dari mesin jahit yang dijual itu.



Membuat pola lengan

Prinsip membuat pola lengan sama saja dengan pola blus. Hanya perhatikan bagian lengkung lengan. Harus sama, karena nanti akan diletakkan di tempat yang sama.


Ambil kertas koran dengan bagian panjang yang cukup dengan pola lengan kita. Contoh blus saya adalah blus lengan panjang. Satukan pola blus depan di atas koran dan tahan dengan jarum pentul, lalu jiplak bagian lengkung lengan (ketiak) tersebut.

Pola blus di jepit dengan jarum pentul

Setelah pola dijiplak, lepaskan dan beri spidol warna apa saja agar terlihat beda. Kalau sudah kering, baru letakkan blus di atas lingkar lengan tersebut. Oh ya, buku-buku menjahit seringa mengatakan lingkar lengan atau ketiak sebagai kerung lengan.
  

Blus diletakkan di atas kerung lengan.


Letakkan blus di atas koran. Pastikan bahwa pola kerung lengan blus yang telah dijiplak, berada persisi di bawah kerung lengan. Lalu jiplak pola seperti biasa.


Pola lengan yang sudah jadi


Pola dan lengan blus


Pola Blus depan dan belakang

Melanjutkan postingan sebelumnya, yah. Nah ini adalah pola yang sudah jadi, tapi masih jadi satu. Karena pola blus depan dan belakang sama, hanya beda kerahnya saja. Blus depan, kerahnya lebih rendah daripada kerah belakang. Tetapi ini pola sederhana yah, karena kalau menggunakan pola tukang jahit, apalagi butik, pola blus depan pasti lebih besar daripada pola blus belakang.


Pola blus masih bertumpuk


Perhatikan, lingkar kerah depan melengkung. Tapi sebenarnya, kerah depan bisa kita modifikasi sesuka kita.


Jiplak pola blus depan untuk membuat pola blus belakang


Letakkan pola blus tersebut di lembaran koran yang lain, lalu jiplak dan gunting dengan ukuran yang sama.


Pola blus depan dan belakang


Nah, sudah jadi deh pola blus depan dan belakang. Jangan lupa diberi nama dengan spidol besar, supaya tidak keliru.


Pola Blus belakang


Pola Blus depan


Cara gampang membuat pola baju

Memasuki bulan Ramadhan, maka orang bersiap-siap beli baju atau bikin baju. Beli baju paling gampang, karena tinggal pilih yang mana suka. Bikin baju perlu waktu, apalagi menjelang puasa dan lebaran. Meski orang malas ke tukang jahit, tapi tetap saja tukang jahit menolak order menjelang bulan puasa.


Nah, bagaimana kalau ingin buat baju sendiri, tapi tukang jahit sudah penuh? Atau pengen coba2 desain baju sendiri, tapi males bayar tukang jahit, atau memang hobi kerajinan tangan, bikin-bikin sesuatu seperti saya? Tenaaaangggg. Ada cara mudah membuat baju sendiri dan hasilnya (mudah-mudahan) pas di hati. Kalau belum pas, coba lagi. Seperti pepatah, "alah bisa karena biasa".


Membuat baju pasti perlu pola. Ada banyak pola, tapi juga rumit dan lama buatnya. Saya sendiri bukan orang yang mahir bikin pola. Cara mudah membuat pola adalah "menjiplak baju yang ada".


Kalau baru mulai belajar menjahit, carilah baju blus yang modelnya sederhana. Jangan yang memakai kupnat atau macam-macam kerah. Kupnat adalah jahitan yang biasanya terdapat di bawah bagian dada blus wanita. Gunanya untuk membuat baju lebih pas di badan.

Lipat baju menjadi dua, lalu letakkan di atas koran



Setelah anda menemukan baju sendiri yang pas di badan, lipat dua baju tersebut memanjang. Lipat dengan rapi yah, temukan ujung dengan ujung, sehingga polanya benar-benar pas. Setelah  itu, letakkan baju tersebut di atas koran.


Jiplak pola dengan hati-hati dengan menggunakan pensil. Jaga agar baju tidak bergeser, kalau perlu gunakan jarum pentul. Buat garis putus-putus dulu, jika agak sulit membuat garis lurus.


Pensil yang digunakan pensil biasa saja, yang sering digunakan untuk menulis. Asal jangan pensil berkode H, karena pensil H terlalu tipis dan biasanya digunakan untuk mengarsir gambar. Ada yang pakai pensil biru dan merah, seperti yang biasa digunakan tukang jahit beneran. Tapi gak usahlah. Kalau gak ada, jangan bikin kita repot dan malah menghilangkan mood.

Pola blus yang sudah jadi



Setelah baju diangkat dari koran, barulah garis-garis tersebut diperbaiki. Jangan sampai ada lekukan yang terlalu tajam, terutama untuk lengan, leher dan pinggang.


Saya buat dua pola bertumpuk. Pola depan dan belakang. Pola belakang, lengkungannya lebih tinggi daripada lengkungan kerah depan. Sebaiknya, untuk masing-masing pola dibuat pola tersendiri. Nah, mudahkan?


Untuk membuat pola lengan, kerah dan leher akan ditulis dalam postingan berikutnya.   



Memasang Restleting di Sarung bantal
Sarung bantal yang kita beli di pasaran, kadang-kadang memiliki restleting dengan kualitas rendah. Baru sebentar dipakai, restletingnya sudah jebol, rusak tidak bisa digunakan lagi. Didiamkan, kok kayaknya bikin mata sepet yah. Dibuang, sayang, karena baru beli dan mungkin warna dan motif seprei dan sarung bantal tersebut merupakan favorit kita.

Yuk, kita ganti restleting tersebut. Siapkan restleting baru dengan ukuran yang kurang lebih sama dengan restleting dan sarung bantal.


Restleting dan jarum pentul

Pertama, buang restleting rusak tersebut dengan mendedelnya. Gunakan alat pendedel benang, bukan silet. Karena silet bisa merusak bahan, apalagi kalau kita tidak biasa menggunakannya. Bahkan bisa jadi melukai jari kita.

Setelah restleting rusak tersebut dikeluarkan, pasang restleting baru. Jepit dengan jarum pentul di sekeliling restleting tersebut.

Jahit restleting dengan mesin jahit. Ketika menjahit, bukalah restleting, sehingga mudah menjahitnya. Nah selesai deh. Sarung bantal bisa digunakan lagi.


Jarum Jahit

Jarum jahit ada macam-macam ukurannya. Ada yang pendek, ada juga yang panjang. Ada juga batang jarum yang halus ada juga yang tebal batangnya. Jarum yang halus biasanya untuk menyulam payet, jarum yang agak tebal biasanya untuk bahan yang tebal. Jarum yang standar digunakan untuk bahan standar seperti katun atau baju yang kita pakai sehari-hari.

Saya biasanya lebih suka membeli jarum dengan packing seperti ini. Karena terdapat beberapa jenis jarum yang bisa kita gunakan untuk beberapa jenis bahan, tergantung keperluan kita.

Cara mengeluarkan jarum adalah dengan memutar bagian yang putih tersebut pelan-pelan. Di bagian bawah atau tengahnya terdapat lubang atau semacam pintu supaya jarum bisa keluar. Kalau sudah mengeluarkan sebuah jarum yang dibutuhkan, tutup lagi. Supaya jarum yang tidak diperlukan tidak berceceran. Pelan-pelan saja membuka dan menutupnya, khawatir pecah.

Ada juga dijual jarum yang sejenis dan seukuran dalam satu bungkusan. Kalau kita memang sering menggunakan jarum dengan ukuran tertentu, lebih baik membeli paket jarum jahit seperti itu.  




Cara memasang benang ke dalam jarum




Menjahit tangan tetap diperlukan lho, semisal untuk menjahit kancing atau mengesom. Meski mudah dan basic, tapi ternyata banyak orang sekarang yang tidak bisa menggunakan jarum dan benang, apalagi menjahitnya. Kenapa? Karena enggak biasa. Padahal mudah banget dan sekali lagi, ini ilmu dasar menjahit.


Sudah punya jarum dan benang? Yuk, ikuti langkah-langkah ini. Jarum dipegang oleh tangan kiri, benang ditangan kanan.


Pastikan benang dipotong dengan gunting, supaya tidak ada benang sisa, karena akan menyulitkan benang masuk ke dalam jarum.


Potong benang sesuai kebutuhan. Jangan panjang-panjang karena akan membuat benang cepat kusut dan cepat tipis sehingga cepat putus. Untuk mengikat benang, letakkan benang di atas benang yang lain, lalu buat simpul.


Menjahit bahan tipis


Punya bahan yang tipis misalnya selendang?
Kalau jarang pakai selendang, alih fungsikan saja jadi baju. Karena gak asyik juga yah, pakai baju tembus pandang. Tapi kalau pede yah, gak apa-apa.


Kalau saya sih gak pede, karena saya kebanyakan keluar masuk ke kantor pemerintah atau ikut seminar, jadi gak pantas yah pakai baju tembus pandang, walau sudah pakai tank top.


Di Bangkok, Thailand, rata-rata bajunya tembus pandang. Para wanita di sana melapisinya dengan tank top di bagian dalam. Makanya, kalau lagi ke Bangkok dan shopping baju, besoknya di Jakarta, saya mesti beli tank top atau kaos ketat, supaya baju tersebut bisa dipakai di Jakarta.

Kali ini bikin baju dengan bahan selendang yuk. Daripada cuma ditumpuk saja di lemari. Prinsip menjahitnya sebenarnya sama dengan menjahit baju dengan bahan biasa. Kali ini saya akan melapisinya dengan bahan hero. Sebenarnya ada beberapa jenis bahan pelapis atau voering. Orang-orang menyebutnya ‚puring‘.


Saya pilih bahan hero, karena lebih mirip katun, gak panas dipakainya. Pilih bahan hero yang mendekati warna bahan selendang tersebut. Dalam contoh bahan saya, ada dua warna, tapi saya pilih warna krem, daripada warna coklat tua. Soalnya lagi kepengen punya baju warna terang.


1.
Kita mengerjakan bahan hero terlebih dahulu. Jika sudah punya pola, lipat bahan menjadi dua, bagian bagus di atas, bagian buruk ada di bawah atau di dalam lipatan.

2.
Letakkan pola di atasnya. Atur supaya ada lebihan pada bahan kurang lebih 2 cm. Lebihan pada kain tersebut setelah dipotong, akan diobras. Obras biasnaya akan menghabiskan bahan ½ cm.

3.
Kalau sudah pas, pola dan bahan disatukan dengan jarum pentul.

4.
Ukur keliling 2 cm di sekeliling pola, beri tanda dengan  

   pensil, lalu guntinglah di garis pensil tersebut.

5.
  Beri tanda di bahan dengan menggunakan karbon dan rader.

6.
  Setelah bahan hero selesai dirader, lepaskan jarum pentul dari 

  bahan tersebut. Pola boleh dilipat atau digulung. Bahan heronya tidak dilipat karena akan dijadikan pola untuk bahan selendang.


Sekarang kita olah bahan selendangnya.

1.
  Lipat dua bahan selendang. Bagian bagus di atas, bagian buruk di bagian lipatan.

2.
  Letakkan bahan hero yang sudah digunting dan dirader tadi di atas bahan selendang. Atur supaya pas, tak usah dilebihkan.

3.
  Jepit dengan jarum pentul.

4.
  Gunting bahan selendang sesuai dengan bahan hero tadi.

5.
  Kalau sudah selesai digunting, cabut jarum pentul.

6.
  Bahan selendang tidak perlu dirader.

7.
  Lipat sisa bahan dan simpan di tempatnya. kalau tempat kerjanya rapi, kan enak kerjanya.

Buka bahan hero, tumpukkan bahan selendang di atasnya.
Perhatikan, mana bagian bagus dan mana bagian buruk. Setelah itu disemat dengan jarum pentul, lalu dijelujur di bagian pinggirnya.

Kerjanya memang jadi dobel yah, tapi gak apa-apa, hasilnya akan bagus kok.


Kalau sudah dijelujur, satukan bagian depan dan bagian belakang, seperti kita menjahit dengan bahan biasa. Jangan lupa diobras, yah, supaya bagian pinggirnya tidak kiwir-kiwir atau lepas.

Tara!! Anda sudah punya baju baru dari bahan selendang cantik yang selama ini tersimpan saja di lemari.


Menjalankan mesin jahit

Sebenarnya lucu juga ya menggunakan kata 'menggerakkan' atau ' menjalankan' mesin jahit. Tapi pokoknya, postingan ini akan menjelaskan bagaimana kita bisa menjalankan mesin jahit agar bisa menjahit sesuai dengan keinginan dan keperluan kita.

Nah, kalau teman-teman sudah memiliki mesin jahit seperti yang sudah saya ceritakan dalam postingan lain, kita bisa mulai menjahit.


Alat untuk menggerakkan jarum jahit adalah alat seperti ini. Aduhh, saya kok lupa namanya. Nanti kalau ketemu namanya, saya edit postingan ini deh. Sorry ya friends.


Alat ini tersambung dengan dinamo yang ada di badan mesin jahit. Dan dinamonya sendiri terhubung ke listrik. Inilah yang menjalankan mesin jahit.


Letakkan kaki kita seperti ini. Latihannya jangan pakai listrik dulu, ya. Supaya tidak kaget, kalau jarumnya tiba-tiba jalan dengan kecepatan tinggi. Tekan kaki, tarik kaki, tekan, arik, sampai ketemu posisi yang nyaman dan pas untuk menjalankan jarum mesin jahit.

Kalau sudah ketemu posisi yang enak. Colok kabel dinamo ke listrik. Tekan perlahan-lahan, sambil melihat gerakan jarum.


Latihan terus ya. Postingan berikutnya adalah belajar menjahit dengan menggunakan mesin jahit . . .

Karbon dan rader

Salah satu eh salah dua perabotan untuk menjahit yang diperlukan adalah karbon dan rader. Karbon untuk menjahit beda lho dengan karbon untuk mengetik. Kalau karbon untuk mengetik warnanya hitam, dan sulit hilang. Tapi kalau karbon untuk menjahit warna-warni, cantik banget, dan mudah hilang jika dicuci. Tentu gak asyik kan, kalau baju sudah jadi tapi garis-garis yang bukan motif baju kelihatan, hi hi hi.

Warna-warni kertas karbon dan rader


Belinya dimana? Di toko peralatan menjahit yah, harganya kurang lebih Rp 1.500 atau Rp 2000-an per lembar. Kalau di pasar tradisional toko-toko seperti ini masih banyak, tapi di mall, hmmm agak sulit yah. Pilih warna yang paling kontras dengan bahan yang akan kita jahit, karena batas yang kontras akan memudahkan kita menjahit bahan yang sudah dipotong.


Rader digunakan untuk menandai batas pola di kain atau bahan yang akan kita jahit. Oh ya, rader adalah semacam tongkat sebesar spidol dengan roda kecil di ujungnya.  Roda dalam bahasa belanda disebut "Rad", jadi kira-kira begitulah, artinya supaya mudah mengingatnya yah.


Untuk menandai batas pola tersebut, caranya adalah sebagai berikut:


1. Lipat dua karbon dengan bagian lengket atau yang mengandung karbon di bagian luar. Tidak harus sama persis. Kalau saya justru membaginya dengan bagian yang lebih kecil dan bagian besar. Gunanya untuk menghemat karbon.


2. Letakkan karbon dengan bagian yang lengket atau mengandung karbon di sela-sela bahan yang sudah kita potong. Pastikan kalau posisi karbon ada tepat di bawah kertas pola. Ya iyalah, kan pola tersebut adalah petunjuk kita.

Cara merader pola

3. Dorong rader perlahan-lahan menyusuri pola. Angkat bagian kain sedikit untuk memastikan bahwa ada cetakan rader di sana. Ulangi jika warna karbon kurang jelas, tapi hati-hati ya, kalau terlalu banyak jejak rader di sana dan tidak rapi, justru akan membingungkan kita saat memasang jarum pentul, bahkan ketika menjahit.

Dicek yaa, apakah jejak radernya sudah tercetak dengan jelas, karena ini jadi panduan kita ketika menjahit.

4. Kalau sudah selesai, cabut jarum pentul pada kertas pola. Lipat kertas pola dan simpan dengan rapi. Nah, kain sudah bisa masuk tahap berikutnya deh.


POLA DASAR BAJU ANAK

Untuk membuat pola dasar baju anak ,langkah-langkah nya agak berbeda dengan cara membuat pola dasar untuk orang dewasa.
Cara membuat pola dasar baju anak,sangatlah simple 
Demikian semoga mermanfa’at,selamat berkarya.

sumber : http://dadangdani.blogspot.com/2012/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang pola dan ukuran hem anak l

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang  bagaimana masukkan sekoci dalam mesin jahit tangan

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

0 komentar:

Post a Comment