, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

MERK, PEMBUNGKUSAN, DAN LABEL

  fungsi label pada pemasaran farnasi - Pokok bahasan ini meliputi :
·               Pengaruh segi barang pada fungsi usaha
·               Pengertian dan penggolongan merk (brand)
·               Kebaikan dan keburukan merk
·               Arti pembungkusan
·               Politik dan strategi pembungkusan
·               Label.

1. PENGARUH SEGI BARANG PADA FUNGSI USAHA


Merk, pembungkusan, dan segi barang yang lain dibahas pada bab ini dalam hubungannya dengan fungsi produksi, keuangan, maupun kegiatan pemasarannya. Jangka waktu produksi akan lebih pendek dan memerlukan ongkos lebih besar jika barang-barang dibuat dalam enam macam warna dibandingkan apabila hanya satu warna saja. Barang yang dibuat dalam satuan kecil dan dibungkus dalam kemasan yang menarik biasanya memerlukan ongkos yang lebih besar dibandingkan apabila barang tersebut dibungkus dengan kemasan besar dalam satuan yang lebih besar pula. Semakin banyaknya ukuran dan warna suatu barang dapat menimbulkan resiko keuangan yang lebih besar. Barang-barang yang diberi kemasan khusus untuk hari natal misalnya, perusahaan akan menanggung resiko keuangan (rugi) apabila barang-barang tersebut tidak terjual pada tanggal 26 Desember. Sebuah perusahaan yang menawarkan garansi (harus menyediakan dana untuk pelayanan Cuma-Cuma selama jangka waktu tertentu) mempunyai resiko keuangan yang lebih besar dari pada perusahaan yang menyatakan “penjualan adalah final” dan tidak menyediakan servis Cuma-Cuma.
Dengan demikian kita akan mengetahui bahwa hubungan yang ada antara berbagai macam segi barang dan kebijaksanaan pemasarannya lebih baik berpengaruh pada masalah distribusi, penetapan harga jual, dan promosi. Sebuah perusahaan yang akan menjual barangnya dengan dasar “pelayanan sendiri” (self service)  dan menggunakan pengecer, harus memperhatikan kemasan dan labelnya agar dapat memikat konsumen dalam pembeliannya.


2. PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN MERK (BRAND)

Istilah brand mempunyai pengertian yang luas, dan oleh panitia definisi dalam The American Marketing Association telah dirumuskan sebagai berikut :
n  Brand adalah suatu nama, istilah, simbul, atau disain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkannya oleh pesaing.
n  Brand name terdiri atas kata-kata, huruf, dan/atau angka-angka yang dapat diucapkan.
n  Brand mark adalah bagian dari brand yang dinyatakan dalam bentuk simbul, disain, atau warna atau huruf tertentu.
n  Trade mark adalah brand yang dilindungi oleh undang-undang karena sudah didaftarkan pada pemerintah dan perusahaan mempunyai hak tunggal untuk menggunakannya. Jadi, trade mark terdiri atas kata-kata, huruf atau angka-angka yang dapat diucapkan, termasuk juga brand mark.

Dalam praktek, masalah brand ini banyak kita jumpai, misalnya pada mobil : HOLDEN adalah brand name, sedangkan brand mark digambarkan dengan singa yang sedang memegang bola. Contoh lain dapat dilihat pada gambar 24. Bilamana sebuah merk sudah didaftarkan pada pemerintah, biasanya dicantumkan pula kata-kata “trade mark”. Pada merk atau dibagian lain dari pembungkusnya. Sering pula kita jumpai simbul  kecil, singkatan dari registered (sudah terdaftar). Ini juga merupakan suatu tanda bahwa merk bersangkutan sudah didaftarkan pada pemerintah.

PENGGOLONGAN MERK


Pada pokoknya, merk dapat digolongkan menurut empat cara, yaitu : (a) berdasarkan pemiliknya, (b) berdasarkan luas daerah geografis, (c) berdasarkan tingkat pentingnya barang yang memakai merk, dan (d) berdasarkan banyaknya barang yang digunakan merk :

a.       Pemilikan
Berdasarkan pemilikannya, merk di bagi menjadi dua macam, yaitu :
·         Merk produsen (merk yang dimiliki oleh produsen).
·         Merk distributor (merk yang dimiliki oleh penyalur).
b.      Luas daerah gaografis
Berdasarkan luas daerah geografis dimana merk digunakan, merk dibagi menjadi dua macam, yaitu :
·         Merk nasional (merk barang yang dipasarkan secara nasional atau internasional ).
·         Merk regional (merk barang yang penjualannya hanya di daerah tertentu, misalnya Sejawa, atau satu propinsi saja).
b.      Tingkat pentingnya barang yang memakai merk.
Dalam hal ini, merk dibedakan ke dalam :
·         Merk primer, yaitu merk untuk barang-barang yang berkualitas tinggi, biasanya diutamakan dalam periklanan.
·         Merk sekunder, yaitu merk yang digunakan untuk maksud tertentu atau untuk menjual barang yang berkualitas rendah.
c.       Banyaknya barang yang digunakan merk
Menurut banyaknya barang yang menggunakan merk, merk dapat digolongkan menjadi dua macam :
·         Merk individual, yaitu merk yang digunakan hanya pada satu macam barang saja.
·         Merk kelompok (family brand), yaitu merk yang digunakan pada beberapa macam barang. Misalnya merk HONDA, selain dipakai untuk sepeda motor juga untuk mobil dan mesin pembangkit tenaga listrik.

3. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN MERK

Penggunaan merk pada barang dapat memberikan keuntungan atau manfaat bagi kedua belah pihak, baik pembeli maupun penjual. Dalam hal ini kita akan memisahkan antara keuntungan-keuntungan yang dinikmati oleh pembeli dengan keuntungan-keuntungan yang dinikmati oleh penjual.

1.      Keuntungan Penggunaan Merk Bagi Pembeli
·         Mempermudah pembeli dalam mengenal barang yang diinginkan.
·         Pembeli dapat mengandalkan keseragaman kualitas barang-barang yang bermerk.
·         Melindungi konsumen, karena dari merk barang dapat diketahui perusahaan yang membuatnya.
·         Barang-barang yang bermerk cenderung untuk ditingkatkan kualitasnya, karena perusahaan yang memiliki merk tersebut akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan nama baik merknya

2.      Keuntungan Penggunaan Merk Bagi Penjual
·         Membantu program periklanan dan peragaan perusahaan.
·         Membantu meningkatkan pengawasan terhadap barang yang di jual.
·         Membantu dalam perluasan market share.
·         Membantu dalam stabilisasi harga.
·         Mengurangi pembandingan harga

·         Mempermudah perluasan product mix.

3.      Alasan-Alasan Untuk Tidak Menggunakan Merk
Beberapa perusahaan tidak menggunakan merk terhadap barang yang dijualnya, karena mereka tidak dapat atau tidak tersedia menerima suatu tanggungjawab dalam pemilikan merk. Tanggungjawab tersebut meliputi :
a.       Tanggungjawab untuk mendorong permintaan melalui periklanan, persoalan selling, promosi penjualan, publisitas, dan bentuk usaha promosi yang lain.
b.      Tanggungjawab untuk mempertahankan kualitas barangnya.

Adapun alasan-alasan bagi penjual/produsen untuk tidak menggunakan merk pada barang-barang yang dijualnya antara lain :

n  Pertimbangan Perusahaan
Dapat terjadi bahwa konsumen tidak merasa puas terhadap barang yang telah dibelinya, baik mengenai mutu, harga, maupun servis penjualan. Adanya ketidak puasan konsumen tersebut akan berakibat tidak menguntungkan bagi perusahaan/ pemilik merk. Apabila pemiliknya produsen maka konsumen akan mencari barang yang sama pada perantara. Di sini, konsumen menjadi ragu-ragu untuk membeli kembali tidak hanya barang yang sama tetapi juga barang yang lain mempunyai merk yang sama.
n  Sifat Barang
Beberapa macam, barang sebagaja tidak diberi merk karena sulit dibedakan dengan barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain, seperti : paku, bahan baku (kapas, gandum), buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya. Jadi, termaksud dalam kelompok ini adalah barang-barang yang secara fisik mudah rusak, busuk, atau basi (buah-buahan, sayur-sayuran). Apabila barang-barang semacam ini diberi merk, maka resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan sangat besar karena kerusakan barang sering merusak nama baik merknya.

4.  ARTI PEMBUNGKUSAN

Pembungkusan (packaging) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan disain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang.
Pembungkusan ini sering dihubungkan dengan kebijaksanaan label dan merk karena label sering dicantumkan pada kemasan dan merk adalah semacam label. Adapun alasan-alasan utama untuk melakukan pembungkusan adalah :
1.      Merupakan salah satu fungsi dalam pemasaran. Maksudnya, pemberian bungkus pada suatu barang dapat melindungi barang tersebut dalam pengangkutannya dari produsen ke konsumen atau pemakai industri. Di samping itu, barang-barang yang diberi bungkus umumnya lebih praktis, lebih bersih, dan lebih sulit menguap, tumpah, ataupun rusak. Pembungkusan dapat pula membantu dalam pengenalan suatu barang dan dapat mencegah penggantian barang-barang saingan.
2.      Pembungkusan juga dimaksudkan dalam program pemasaran perusahaan. Dengan suatu kemasan, barang-barang dapat dibedakan dengan barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Perubahan bungkus sering pula mengubah kesan dari konsumen karena konsumen mempunyai anggapan bahwa barang yang ada di dalamnya juga ikut berubah. Namun perlu pula diingat bahwa perubahan bungkus tidak selalu membawa perubahan pada isinya. Selain melindungi barang, kemasan juga merupakan salah satu alat promosi yang efektif untuk memperkenalkan barang baru atau membantu perluasan pasar dari barang yang ada. Dalam system distribusi perusahaan, pedagang besar (wholesaler) akan lebih untung apabila barang-barang yang dijualnya terlindung dalam kemasan yang baik. Juga pengecer (retailer) mengaku bahwa perlindungan dan promosi yang efektif dalam suatu kemasan dapat mengurangi ongkos dan meningkatkan penjualan. Sering, sebuah barang dengan pembungkus yang menarik dapat menimbulkan pembelian tanpa direncanakan (impulse buying).
3.      pemberian bungkus pada barang merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemungkinan laba bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat bungkus semenarik mungkin. Dengan bungkus yang sangat menarik diharapkan dapat memikat lebih banyak konsumen. Sering pula dijumpai adanya konsumen yang bersedia membayar lebih tinggi hanya untuk mendapat
kan kemasan khusus.



5. POLITIK DAN STRATEGI PEMBUNGKUSAN


Politik dan strategi pembungkusan ini meliputi masalah-masalah : (1) perubahan bungkus, (2) pembungkusan product line, (3) pembungkusan yang dapat digunakan lagi, dan (4) pembungkusan ganda.

1.      Perubahan Bungkus
Pada umumnya, menejemen mempunyai dua alasan untuk mempertimbangkan perubahan bungkus bagi barang-barang hasil produksinya.
·         Untuk mengatasi penurunan dalam penjualan
·         Untuk memperluas pasar dengan memasuki kelompok konsumen yang baru.
Yang penting bagi menejemen adalah memperbaiki segi-segi yang kurang baik pada pembungkusnya. Disamping itu, kemasan baru akan lebih banyak memberikan sumbangan untuk program promosi perusahaan.

2.      Pembungkusan Product Line
Ada perusahaan yang mengadakan pembungkusan untuk beberapa jenis barangnya dalam kelompok yang sama, disebut pembungkusan kelompok (family packaging). Di sini, semua barang yang diproduksi diberi kemasan yang sama. Hal ini seperti ini banyak kita jumpai pada pembungkusan kosmetik. Penilaian menejemen terhadap pembungkusan kelompok sama seperti penilaian terhadap merk kelompok. Apabila perusahaan menambahkan barang baru pada product line yang ada, maka promosinya akan dilakukan seperti promosi untuk barang-barang yang sudah ada. Strategi ini dapat pula dipakai apabila barang baru tersebut mempunyai kualitas yang sama baiknya dengan barang yang sudah ada.

3.      Pembungkusan Yang Dapat Digunakan Lagi
Strategi lain yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan kembali kemasan suatu barang (reuse packaging). . lukah bagi perusahaan untuk membuat kemasan yang dapat dipergunakan lagi setelah isinya dinikmati ? Ada perusahaan yang mengambil strategi ini, misalnya : gelas tempat madu. Sesudah madunya habis dipakai, tempatnya (gelas) dapat digunakan untuk keperluan lain. Strategi semacam ini dapat mendorong pembeli yang berkali-kali. Tetapi kadang-kadang dapat terjadi, apabila seseorang sudah membeli berkali-kali barang yang sama (madu) sehingga ia mendapatkan satu set gelas, maka ia berpindah membeli barang dengan merk lain yang mempunyai pembungkus lain pula.

4.      Pembungkusan Ganda (Multiple Packaging)
Ada perusahaan yang menggunakan strategi semacam ini, dimana satu macam kemasan dipakai untuk membungkus beberapa satuan barang, misalnya : rokok, lilin, kok, dan sebagainya. Hal ini dapat mendorong penjualan barang dalam jumlah yang lebih besar. Biasanya pembungkusan ganda ini digunakan untuk barang-barang yang bentuknya lebih kecil. Bagi pengecer, strategi ini sangat menguntungkan sebab akan memperingan pemindahan barang dan memperkecil ongkosnya.

6.  LABEL

Masalah lain yang mempunyai kaitan erat dengan masalah pembungkusan dan merk adalah pemberian/penentuan label. Secara definitive dapat dikatakan bahwa :

Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualannya.

Jadi, sebuah label itu mungkin merupakan bagian dari pembungkusannya, atau mungkin merupakan suatu etiket yang tertempel secara langsung pada sebuah barang. Misalnya : pada obat-obatan, kadang-kadang ditemui tulisan ‘hanya untuk orang dewasa”. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang label, berikut ini akan diberikan penggolongan label beserta contohnya.

Adapun macam-macam label yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan adalah :


1.      Brand Label
Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand. Misalnya pada kain at
au tekstil, kita dapat mencari tulisan berbunyi : “sanforized, berkolin, tetoron”, dan sebagainya. Nama-nama tersebut digunakan oleh semua perusahaan yang memperoduksinya. Selain brand label ini, masing-masing perusahaan juga mencantumkan merk yang dimilikinya pada tekstil yang diproduksi.

2.      Grade Label
Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang. Label ini dinyatakan dengan suatu tulisan atau kata-kata. Misalnya pada terigu, sering tercantum tulisan yang berbunyi : “kualitas nomor 1, kualitas superior”, dan sebagainya.

3.      Descriptive Label
Descriptive label atau juga disebut informative label merupakan label yang menggambarkan tentang cara penggunaan, susunan, pemeliharaan, hasil kerja dari suatu barang. Pada barang jenis obat-obatan sering kita jumpai label seperti ini pada pembungkusnya

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
 MERK, PEMBUNGKUSAN, DAN LABEL

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  fungsi label pada pemasaran farnasi

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Tata Cara Pengukuran Busana, Pola Badan

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://bahanpustakaula.blogspot.co.id/2013/10/merk-pembungkusan-dan-label.html

0 komentar:

Post a Comment