, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMBUAT KEBAYA MODERN DAN KEMBEN DI SMK NEGERI 8 PADANG

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMBUAT KEBAYA MODERN DAN KEMBEN  DI SMK NEGERI 8 PADANG


pecah pola kemben - AQSYA RIANI




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Juni 2014
baju jahit, batik, belajar, guru, indonesia, jahit, jogja, kaos, kebaya, konveksi, kursus, kursus menjahit, les, mesin jahit, obras, private, sekolah, terbaik, usaha, yogyakarta
KESULITAN BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMBUAT KEBAYA MODERN DAN KEMBEN  DI SMK NEGERI 8 PADANG









Abstrak
Permasalahan pada penelitian ini adalah siswa terlihat kurang mampu dalam menganalisa desain busana, membuat pecah pola sesuai desain, siswa kurang teliti dalam memotong bahan, dan kurang tepat dalam menjahit (teknik jahit), siswa kurang mampu dalam menyelesaikan busana dengan jahit tangan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kesulitan-kesulitan belajar siswa dalam membuat busana wanita kompetensi Pembuatan Kebaya Modern dan Kemben. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan  kesulitan belajar yang dihadapi siswa  pada pembuatan kebaya modern dan kemben yang meliputi analisa desain, membuat pecah pola, memotong bahan, teknik jahit, dan menyelesaikan busana dengan jahit tangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Busana Butik di SMK N 8 Padang sebanyak 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dalam bentuk skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa dalam menganalisa desain sebanyak 33% dengan kategori cukup tinggi, kesulitan belajar siswa untuk membuat pecah pola sebanyak 46% dengan kategori cukup tinggi, kesulitan belajar siswa untuk memotong bahan sebanyak 33% dengan kategori cukup tinggi, kesulitan belajar siswa untuk teknik jahit sebanyak 38% dengan kategori cukup tinggi, kesulitan belajar siswa untuk menyelesaikan busana dengan jahit tangan sebanyak 38% dengan kategori cukup tinggi. Secara keseluruhan, kesulitan belajar siswa dalam kompetensi pembuatan kebaya modern dan kemben sebanyak 42% dengan kategori cukup tinggi. Diharapkan siswa untuk lebih meningkatkan cara belajar dalam pembuatan kebaya modern dan kemben agar mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Abstract
The problems in this research is the students seem less able to analyze fashion design, pattern making, students are less precise in cutting, and not good enough in sewing, disadvantaged students in completing the outfit with hand sewing. It is necessary for research on student learning difficulties in making women's fashion competence Making of Modern Kebaya and Kemben. The purpose of this study was to describe the learning difficulties by students in the making of modern kebaya and kemben that includes design analysis, making patterns, cutting material, sewing techniques, and completed the outfit with hand sewing. The type of this research is quantitative descriptive. The population is all students of class XII Fashion Design at SMK N 8 Padang which are 24 persons. Instrument used in this study is questionnaire in the form of Likert scale. Result showed that students learning difficulties there are 33% students have the middle category difficulties in analyzing the design, 46% students have the middle category difficulties in making pattern, 33% students have the middle in sewing, 33% students have the the middle difficulties in complete the outfit with hand sewing. Overall, students learning difficulties in the competence Making of Modern Kebaya and Kemben as much as 42% with the middle category. Hoped the student can increase their learning system in making kebaya modern dan kemben so they can the get the good achiement.
KESULITAN BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI
MEMBUAT KEBAYA MODERN DAN KEMBEN
DI SMK NEGERI 8 PADANG

Aqsya Riani1, Yasnidawati2, Weni Nelmira2
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FT Universitas Negeri Padang
Email : aqsyaariani@yahoo.com

Abstract
The problems in this research is the students seem less able to analyze fashion design, pattern making, students are less precise in cutting, and not good enough in sewing, disadvantaged students in completing the outfit with hand sewing. It is necessary for research on student learning difficulties in making women's fashion competence Making of Modern Kebaya and Kemben. The purpose of this study was to describe the learning difficulties by students in the making of modern kebaya and kemben that includes design analysis, making patterns, cutting material, sewing techniques, and completed the outfit with hand sewing. The type of this research is quantitative descriptive. The population is all students of class XII Department of Fashion Design at SMK N 8 Padang which are 24 persons. Instrument used in this study is questionnaire in the form of Likert scale. Result showed that students learning difficulties there are 33% students have the middle category difficulties in analyzing the design, 46% students have the middle category difficulties in making pattern, 33% students have the middle in sewing, 33% students have the the middle difficulties in complete the outfit with hand sewing. Overall, students' learning difficulties in the competence Making of Modern Kebaya and Kemben as much as 42% with the middle category. Hoped the student can increase their learning system in making kebaya modern dan kemben so they can the get the good achiement.

Kata Kunci: kesulitan belajar siswa, kebaya modern dan kemben  

A.    Pendahuluan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang akan menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah, salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Padang yang dibutuhkan pada dunia industri. SMK Negeri 8 Padang mempunyai 7 Program Keahlian yaitu: Program Keahlian Teknik Konstruksi Jaringan (TKJ), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Kriya Kayu, Kriya Logam, Kriya Keramik, Kriya Tekstil dan Busana Butik.
Pada program keahlian Busana Butik diberikan kompetensi yang dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap, semua terangkum dalam berbagai kompetensi yang dikelompokkan menjadi normatif, adaptif dan produktif. Kompetensi tersebut terdiri dari beberapa standar kompetensi yang dituangkan dalam kompetensi kejuruan dan tercantum dalam spektrum keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan (2008) seperti: “menggambar busana, membuat pola, membuat busana wanita, membuat busana pria, membuat busana anak, membuat busana bayi, memilih bahan baku busana, membuat hiasan busana dan mengawasi mutu busana”.
Kompetensi Membuat Busana Wanita diikuti oleh siswa mulai dari kelas X sampai kelas XII Busana Butik dengan kompetensi dasar sesuai dengan spektrum SMK yaitu: mengelompokkan macam-macam busana wanita, memotong bahan, menjahit busana wanita, menyelesaikan busana wanita dengan jahit tangan, menghitung harga jual, melakukan pengepresan (Spektrum SMK, 2008).
Pada siswa kelas XII Busana Butik, kompetensi yang harus dikuasai dari mata pelajaran Pembuatan Busana Wanita ini adalah kompetensi Membuat Kebaya Modern dan Kemben. Agar proses pembalajaran dapat tercapai, maka diperlukan langkah kerja agar pembuatan kebaya modern dan kemben dapat terlaksana secara efektif dan efisien, sesuai dengan pendapat Enna Tamimi (1982:132) bahwa urutan kerja dalam membuat busana adalah:
“(1)memilih model, (2)merancang bahan dan harga, (3)memilih/membeli bahan, (4)membuat pola sebenarnya, (5)meletakkan pola pada bahan, (6)menggunting, (7)memindahkan garis-garis pola pada bahan, (8)menyatukan bagian-bagian pakaian untuk mengepas, (9)mengepas dan memperbaiki kesalahan, (10)menjahit pakaian dengan mesin dan mengerjakan macam-macam penyelesaian, (11)mengerjakan penyelesaian akhir.”

Dalam pembuatan kebaya modern dan kemben ini siswa akan membuat kebaya modern yang desainnya dibuat oleh masing-masing siswa. Biasanya pada setiap pelajaran praktek membuat busana, desain dan pecah pola sudah ditentukan oleh guru yang mengajar pada mata pelajaran tersebut, tetapi karena desain kebaya modern dibuat oleh masing-masing siswa, maka pecah pola dari desain kebaya modern tersebut juga dikembangkan oleh siswa itu sendiri. Karena siswa belum terbiasa membuat pecah pola sesuai dengan desain sendiri tentu ada kendala atau kesulitan yang akan dihadapi oleh siswa. Kesulitan belajar menurut M. Dalyono (1997:229): “ Keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya”. Sedangkan  Muhibbin Syah (2012:194) menyatakan kesulitan belajar yaitu, “Menurunnya kinerja akademik dan munculnya misbehavior siswa baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern dan ekstern siswa.”
Berdasarkan pendapat diatas maka kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar dan berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya yang salah satunya disebabkan oleh faktor intern sehingga siswa tidak dapat berprestasi dan mencapai kemampuan akademik sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Selanjutnya M. Dalyono (1997:230) mengelompokkan jenis-jenis kesulitan belajar menjadi empat macam:
“ (1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar: ada yang berat, ada yang sedang, (2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari: ada yang sebagian bidang studi, ada yang keseluruhan bidang studi, (3) Dilihat dari sifat kesulitannya: ada yang sifatnya permanen/menetap, ada yang sifatnya sementara, (4) Dilihat dari segi faktor penyebabnya: ada yang karena faktor intelegensi, ada yang faktor non intelegensi.”

Sedangkan Mulyono Abdurrahman (2012:7) mengklasifikasikan kesulitan belajar dalam dua kelompok: “(1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities), dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities).” Dalam penelitian ini akan membahas tentang kesulitan belajar yang kedua yaitu kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) yang dilihat dari bidang studi yang dipelajari yaitu pada Kompetensi Membuat Kebaya Modern dan Kemben.
Berdasarkan observasi dan pengamatan diketahui berbagai masalah bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembuatan busana wanita seperti kurangnya kemampuan siswa dalam menganalisa desain, siswa kurang mampu merubah pola dasar sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya, siswa kurang luwes dalam membentuk garis seperti garis lekuk leher, sisi, garis lingkar kerung lengan.
Dalam hal memotong bahan, siswa masih ada yang tidak melaksanakannya sesuai dengan rancangan bahan yang sudah dibuat pada skala kecil, masih ada siswa yang salah dalam meletakkan pola sesuai arah serat bahan, siswa masih ada yang memotong bahan dengan cara mengangkat-angkat bahan sehingga hasil potongan kurang rapi.
Pada teknik jahit kebaya modern dan kemben, masih ada siswa yang kurang rapi menjahitnya karena bahan kebaya yang terbuat dari bahan yang tipis dan licin sehingga hasilnya berkerut.
Dalam menjahit dengan teknik kampuh balik, masih ada siswa yang melebihi dari batas yang sudah ditentukan yaitu dengan hasil kampuh 0,5 cm. Dalam menyelesaikan busana dengan jahit tangan, siswa masih kurang rapi dalam penyelesaian kelim rok dengan teknik tusuk flannel. Siswa kurang mampu dalam menyusun aplikasi brokat pada behan kebaya yang masih polos dan menyelesaikannya dengan jahit tangan.
Dilihat dari nilai yang diperoleh siswa terdapat 33,32% dari 24 siswa yang tidak memenuhi nilai standar KKM, di mana KKM pada kompetensi Membuat Kebaya Modern dan Kemben adalah 74.
Bertitik tolak dari kenyataan diatas, banyak faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa di SMK Negeri 8 Padang. Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna mengungkapkan faktor–faktor apa yang menjadi kesulitan belajar bagi siswa sehingga pihak guru, sekolah, orang tua ataupun diri siswa sendiri dapat melakukan rancangan untuk perbaikan pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa tinggi kesulitan belajar siswa secara akademis pada kompetensi Membuat Kebaya Modern dan Kemben di kelas XII Busana Butik SMK Negeri 8 Padang dalam menganalisa desain, melakukan pecah pola, memotong bahan, dalam menjahit, dan menyelesaikan busana dengan jahit tangan.
B.    Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII  Busana Butik di SMK N 8 Padang yang berjumlah 24 siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas XII Busana Butik yang berjumlah 24 orang. Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini adalah sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan instrument berupa angket tertutup dengan menggunalan skala likert, yang melalui proses uji coba dengan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif persentase dan tingkat capaian responden.

C.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesulitan belajar yang dialami siswa pada proses pembuatan kebaya modern dan kemben ditinjau dari segi kesulitan belajar secara akademis yang terdiri dari analisa desain, membuat pecah pola, memotong bahan, menjahit, dan menyelesaikan busana dengan jahit tangan. Untuk lebih jelas maka akan dibahas berikut ini:
Kesulitan belajar pada analisa desain, hasil penelitian menunjukkan bahwa  siswa  memiliki kesulitan belajar dalam menganalisa desain sebanyak 33% dengan kategori cukup tinggi. Hal ini berarti pada indikator menganalisa desain, siswa kurang mampu dan kurang faham bagaimana cara membaca desain, kurang mampu melihat secara keseluruhan bentuk desain busana dibuatnya. Dalam menganalisa desain, siswa masih mengalami kesulitan dalam menganalisa desain.
Menurut pendapat Muhibbin Syah (2012:194), “Kesulitan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik dan munculnya misbehavior siswa baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern dan ekstern siswa.” Menurut Kelut Sunarta (1985: 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar dan berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga tidak dapat mencapai kemampuan akademik yang sudah ditetapkan.
Dalam pembuatan kebaya modern dan kemben ini, setelah model ditentukan kemudian siswa menganalisa desain tersebut. Analisa berasal dari kata analyse, yang artinya dibagi-bagi. Menurut Porrie Muliawan (2003:70), “Paham gambar diberi nama analisa desain. Dimulai dengan melihat keseluruhan bentuk busana atau desain. Lalu keseluruhan desain dianalisa, dan diperinci dalam bagian-bagian.” Kemudian Porrie Muliawan (2003:1) juga menambahkan:
“Kalau melihat suatu desain atau model dan ingin membuat pola-polanya, buatlah analisanya dahulu berupa uraian dari tiap bagian yang polanya akan dikonstruksi, atau pola dasarnya dikembangkan. Setelah jelas pola-pola dasar yang diperlukan, baru dilaksanakan pemecahan model (pengembangan pola dasar) yang disingkat dengan analisa pecah model.”

Kesulitan belajar pada membuat pecah pola kebaya modern dan kemben, hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kesulitan belajar pecah pola sebanyak 46% dengan kategori cukup. Hal ini berarti siswa kelas XII Busana Butik SMK N 8 Padang mengalami kesulitan belajar pada indikator membuat pecah pola. Sebaiknya kemampuan siswa dalam pembuatan pecah pola harus ditingkatkan lagi, mengingat pembuatan pola merupakan acuan dalam pembuatan suatu busana.
Menurut Enna Tamimi (1980:133) “pola adalah bentuk jiplakan bentuk badan seseorang yang biasanya dibuat dari kertas”. Membuat pola busana memiliki tingkat kesulitan yang sedang, hal ini disebabkan begitu banyak bagian-bagian pola yang harus diperhatikan seperti: (a) Pecah pola bagian depan (b) Pecah pola bagian belakang, (c)  Pecah pola lengan, (d) Pecah pola kerah. agar menghasilkan pakaian yang baik, dan pas sesuai dengan ukuran si pemakai. Bagian-bagian ini yang menimbulkan kesulitan bagi para siswa, sehingga mereka sering mengalami kendala dalam membuat pola kebaya modern dan kemben.
Siswa masih mengalami kesulitan yang cukup tinggi dalam hal membuat pecah pola, karena pola yang dibuat oleh tiap siswa berbeda antara yang satu dengan yang lainnya berdasarkan desain yang telah mereka buat.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan membuat pecah pola, sebaiknya siswa dilatih sesering mungkin membuat pola.  Karena dengan latihan akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam suatu bidang. dengan latihan tersebut siswa akan mampu membuat pola dengan cepat dan baik. Latihan pembuatan pola sebaiknya tidak hanya dilakukan siswa di sekolah saja, tetapi juga di rumah mengingat terbatasnya jam pelajaran di sekolah.
Kesulitan belajar pada memotong bahan, hasil penelitian menunjukkan bahwa  siswa memiliki kesulitan belajar pada memotong bahan sebanyak 33% dengan kategori cukup. Memotong bahan pada pembuatan kebaya modern kesulitan yang tergolong sedang karena bahan yang akan digunakan untuk membuat kebaya ada yang berbahan tipis, licin, dan elastis sehingga siswa banyak menemui kesulitan. Agar pakaian yang dibuat berkualitas, maka diperlukan teknik memotong yang benar agar hasil jadi kebaya bagus jatuhnya pada saat dpakai pada badan.
Menurut M.H.Wancik (1996:72), cara memotong bahan adalah: 1)pakailah gunting yang tajam, 2)bahan yang dipotong harus dibentangkan dulu sampai rata, 3)member jarum pentul, 4)menggunting menurut garis yang ada, 5)sesudah menggunting, jika ada yang kurang sambunglah terlebih dahulu, 6)membuat tusuk jelujur renggang.
Kesulitan belajar pada teknik jahit kebaya modern dan kemben, hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kesulitan belajar untuk teknik jahit sebanyak 38% dengan kategori cukup. Teknik jahit pada kompetensi pembuatan kebaya modern dan kemben yang mempunyai tingkat kesulitan yang tergolong cukup tinggi sehingga siswa banyak menemui kesulitan. Menurut Soekarno (1984:193) teknik jahit adalah: “suatu petunjuk atau cara-cara menjahit yang tepat untuk suatu busana, sehingga dapat menghasilkan sesuatu jahitan yang rapih dan sempurna sesuai dengan faham gambar atau permintaan dari peragawan”.
Kesulitan belajar pada menyelesaikan busana dengan jahit tangan, hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kesulitan belajar untuk menyelesaikan busana dengan jahit tangan sebanyak 38% dengan kategori cukup tinggi. Menyelesaikan busana dengan jahit tangan pada kompetensi pembuatan kebaya modern dan kemben yang mempunyai tingkat kesulitan yang tergolong cukup tinggi sehingga siswa banyak menemui kesulitan.
Kesulitan belajar pada kompetensi Membuat Kebaya Modern dan Kemben, jika dilihat secara keseluruhan tingkat kesulitan belajar siswa pada pembuatan kebaya modern dan kemben, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar siswa berada pada 42% dengan kategori cukup. Artinya siswa kelas XII Busana Butik SMK N 8 Padang mengalami kesulitan yang cukup tinggi dalam pembuatan kebaya modern dan kemben dimana siswa mengalami kesulitan pada analisa desain, membuat pecah pola, memotong bahan, teknik jahit, dan menyelesaikan busana dengan jahit tangan.
Menurut pendapat Mulyono Abdurrahman (2012:7) kesulitan belajar diklasifikasikan dalam dua kelompok: “(1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities), dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities).” Dalam penelitian ini membahas tentang kesulitan belajar yang  kedua yaitu kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) yang dilihat dari bidang studi yang dipelajari yaitu pada Kompetensi Membuat Kebaya Modern dan Kemben.
Menurut pendapat Muhibbin Syah (2012:194), “Kesulitan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik dan munculnya misbehavior siswa baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern dan ekstern siswa.” Menurut Kelut Sunarta (1985:7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar dan berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya yang salah satunya disebabkan oleh faktor intern sehingga siswa tidak dapat berprestasi dan mencapai kemampuan akademik sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Hal ini perlu ditingkatkan lagi kemampuan siswa dalam membuat kebaya modern dan kemben agar menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

D.   Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa siswa memiliki kesulitan belajar dalam analisa desain sebanyak 33% dengan kategori cukup tinggi, siswa memiliki kesulitan belajar membuat pecah pola sebanyak 46% dengan kategori cukup tinggi, siswa memiliki kesulitan belajar memotong bahan sebanyak 33% dengan kategori cukup tinggi, siswa memiliki kesulitan belajar untuk teknik jahit sebanyak 38% dengan kategori cukup tinggi, siswa memiliki kesulitan belajar untuk menyelesaikan busana dengan jahit tangan sebanyak 38% dengan kategori cukup tinggi, siswa memiliki kesulitan belajar secara bersama-sama, sebanyak 42% dengan  kategori cukup tinggi.
Hal-hal yang dapat disarankan kepada beberapa pihak berdasarkan hasil penelitian adalah melalui kepala sekolah disarankan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyajikan pembelajaran, guru diharapkan untuk lebih meningkatkan cara mengajar, siswa disarankan untuk lebih meningkatkan cara belajarnya, dan kepada peneliti selanjutnya agar dapat memperluas kajian tentang kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran lainnya.

Catatan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dra. Yasnidawati, M.Pd dan Pembimbing II Weni Nelmira, S.Pd, M.Pd.T



Daftar Pustaka
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, diagnosis, dan remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. UU RI No. 20 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 1987. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

Handayani, Indah Tri, dkk. 2006. Teknik Menjahit: Busana Wanita. Jakarta: Triasco Publisher.

http://okrek.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-pecah-pola-busana-wanita.html

Irawan, Prasetya. (1999). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press.

Modul  Membuat Kebaya Modern dan Kemben SMK Negeri 8 Padang.
Muliawan, Porrie. 1999. Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

__________. 2003. Analisa Pecah Model Busana Wanita. Jakarta: PT BPK GunungMulia.

Pratiwi, Djati. 2001. Pola dasar dan pecah pola busana. Yogyakarta: Kanisius.

Prayitno. 2008. Dasar-dasar Belajar Mengajar. Surabaya: CV Citra Media.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2000. Statistika untuk penelitian. Ikatan Penerbit Indonesia (IKPI): Bandung.

__________. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

__________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Soekarno. 1984. Pelajaran Menjahit Pakaian Pria Jilid 3. Jakarta : KARYA UTAMA.

Sunarta, Kelut. 2006. Verba Derivasional Bahasa Bolaang Mangandow. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana. http://www.scribd.com/doc/45910685/Wiwiek-Sundari

Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Suryati, dkk. 2011. Membuat Pola. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tamimi, Enna. 1982. Terampil Memantas Diri dan Menjahit. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Usman, Husaini & Akbar, Purnomo Setiad. 2011. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Wancik, M.H. 1996. Bina Busana: Pelajaran Menjahit Pakaian Wanita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  pecah pola kemben

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIDKAN KHUSUS 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/3416/2834

0 komentar:

Post a Comment