, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Kerajinan Tangan dari Limbah Tekstil serta pengertiannya.

 Kerajinan Tangan dari Limbah Tekstil serta pengertiannya.

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
 Kerajinan Tangan dari Limbah Tekstil serta pengertiannya.

contoh gambar limbah tekstil  - artikel ini gue buat untuk temen gue waktu itu. mereka anak SMA yang gagal hahaha, jadi untuk pelajaran Ekonomi Kewirausahaan mereka, gue dibayar 100rb untuk 1 artikel ini aja, hahaha. gue juga termasuk "penjual ide". gue pikir mungkin artikel ini ada gunanya untuk gue post di blog gue :)


Tekstil
Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang.Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara
 pressing
. Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yangterbuat dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.
Menurut dictionary.com tekstil sebagai kata benda diartikan sebagai :
1. Pakaian, yang dibuat dengan cara ditenun atau dirajut; kain
2. Serat atau benang untuk ditenun atau dirajut menjadi pakaian.
Menurut thefreedictionary.com  tekstil sebagai kata sifat diartikan sebagai usaha/pekerjaan yang berhubungan dengan kain dan pembuatan kain.
Sedangkan ditinjau dari segi akademisi, tekstil dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari usaha-usaha/proses dalam pembuatan kebutuhan sandang, mulai dari bahan baku hingga siap pakai.
Proses tekstil secara umum dapat disusun menjadi :
1. Pemintalan benang (pemrosesan bahan baku menjadi benang)
2. Pertenunan, Perajutan (proses benang menjadi kain tenun dan rajut)
3. Penyempurnaan (proses kimiawi pada kain untuk menghasilkan kain dengan karakteristik tertentu)
4. Garmen (proses pembuatan pakaian)
Tambahan untuk pembuatan kain yaitu pembuatan kain tanpa melalui proses pertenunan ataupun perajutan, melainkan dari serat langsung menjadi kain, hasil kainnya biasa disebut kain non woven.


Di wilayah Bandung terdapat lebih dari 300 perusahaan tekstil yang tersebar di tiga wilayah, yaitu di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Di Kabupaten Bandung industri tekstil terkonsentrasi di tiga wilayah, yaitu wilayah timur (sepanjang Jalan Cileunyi-Cicalengka-Majalaya), wilayah tengah (sepanjang Jalan Mohammad Toha–Dayeuhkolot–Majalaya), dan wilayah barat (sekitar Nanjung dan Padalarang). Di Kota Cimahi, lokasi industri tekstil terkonsentrasi di sekitar Leuwigajah. Untuk wilayah Kota Bandung penyebaran industri tekstil berbeda dengan penyebaran dengan Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi. Di Kota Bandun
g, penyebarannya cenderung tidak terkonsentrasi dalam satu sentra.
Daerah Majalaya selama ini sudah dikenal sebagai sentra penghasil tekstil sejak tahun 1950-an yang mampu menghasilkan aneka ragam produk tekstil seperti sarung, kain untuk bahan pakaian, handuk, benang, kain kasur dan lain-lain. Saat itu betul-betul merupakan masa keemasan bagi Majalaya. Bahkan saking makmur dan terkenalnya tekstil Majalaya, kota ini pun mendapat julukan baru sebagai Kota Dollar. Kemajuan dan ketenaran Majalaya sebagai kota kecil penghasil industri tekstil membuat kepincut Wakil Presiden RI saat itu, Bung Hatta, untuk meninjau secara langsung keberadaan industri tekstil di Majalaya.
Saat ini, peralatan produksi yang digunakan para pengusaha umumnya bervariasi mulai dari aplikasi teknologi alat tenun bukan mesin (ATBM) hingga mesin tenun modern. Dan dari data Persatuan Pengusaha Tekstil Majalaya (PPTM), anggota PPTM yang tercatat adalah 220 perusahaan namun yang aktif hanya 52 perusahaan dengan tingkat utilisasi mesin sekitar 60%..
Kegaiatan proses produksi yang berlangsung didaerah Majalaya dan sekitarnya tersebut menghasilkan sampah yang mayoritas berupa sampah anroganik yakni sampah dari sisa-sisa produksi seperti sisa benang, kain potongan, kones bekas gulungan benang, kardus bekas pengepak benang, dan masih banyak jenisnya lagi. Barang-barang sisa tersebut apabila dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar melalui upaya daur ulang menjadi produk yang memiliki nilai jual maka akan dapat memberi keuntungan dan mengatasi beragai masalah ekonomi setempat.

2. DAUR ULANG LIMBAH INDUSTRI GARMEN

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai menjadi produk baru. Produk baru tersebut pada umumnya memiliki kualitas yang lebih rendah karena sudah kehilangan sebagian karakteristik bahannya.

Secara garis besar, kegiatan daur ulang digambarkan seperti terlihat pada Gambar 1. Untuk masyarakat Majalaya dan sekitarnya dimana daerah mereka dipenuhi oleh industri garmen, kegiatan pendaur-ulangan dapat berada pada tingkat pengolahan yang menghasilkan produk antara untuk disuply ke industri pengolah atau produk jadi dengan menggunakan proses dan peralatan sederhana. Kegiatan pada tingkat ini diperkirakan dapat menyerap 40 hingga 50 orang per lokasi kegiatan, tergantung ketersediaan modal yang ada dan jenis limbah garmen yang diprosesnya


2.1. Produk Daur Ulang: Keset
Keset berbahan baku limbah garmen memiliki kekuatan dan penampilan yang tidak kalah bersaing dengan yang berbahan baku non-limbah. Bahan bakunya berupa pinggiran kain yang sudah dibauang oleh industri garmen dan disebut tali. Tali yang sudah terkumpul dan dipisah menurut jenis warna dan jenis kainnya kemudian diproses/tenun dengan menggunakan alat tenun yang disebut Tustel. Untuk memberi ikatannya digunakan bahan yang disebut Lusi. Untuk pekerja yang sudah mahir dapat menghasilkan produk keset sebanyak 1,5 kodi atau sejumlah 30 keset per hari atau sekitar 40 kodi per bulan. Pemasaran produk keset tidaklah sulit karena disamping harganya murah juga sudah banyak Bandar/pengepul yang siap menampung hasil keset terseut untuk selanjutnya didistribusikan.dipasarkan ke seluruh pelosok Indonesia. Diagram proses pembuatannya dapat digambarkan sebagai berikut:
2.2. Produk Daur Ulang: Celana Pendek/ Kolor
Celana pendek/kolor menggunakan bahan baku kain sisa produksi pabrik dengan berbagai ukuran antara lain: 0.5 meter atau kurang, 1.0 m, dan 2 meter keatas, Bahan-bahan tersebut dapat dijadikan produk dengan berbagai ukuran, mulai dari kecil, sedang, besar, dan jumbo. Proses pembuatannya adalah sebagai berikut:

2.3. Produk Daur Ulang: Lap dari Benang Sisa
Terdapat berbagai jenis dan warna benang dari sisa produksi yang masih menempel pada kones. Benang-benang tersebut dikelompokkan menurut jenis dan warnanya kemudian disambung dan digulung ulang melalui mesin Reel hingga didapat gulungan besar hasil gabungan dari sisa-sisa benang. Gulungan besar benang sisa ini selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pada alat tustel. Produk setengah jadi yang keluar dari alat ini kemudian diberi perlakuan akhir dengan cara merapikan bagian pinggirnya dengan mesin obras dan mesin jahit. Dan setelah diberi label serta kemasan maka produk ini sudah dapat dilempar ke pasar. Rangkaian prosesnya
adalah sebagai berikut:

Lampiran Photo:


Gambar 5: Limbah majun tali dari industri garmen

Gambar 6: Limbah majun tali yang sudah disambung-sambung dan digulung

Gambar 7: Majun tali gulungan yang sudah dimasukkan ke Coban

Gambar 8: Proses pembentukan keset dari limbah majun tali

Gambar 9: Produk keset dari limbah majun tali yang siap dijual

maaf gambarnya gak ada, rusak kayanya.


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang contoh gambar limbah tekstil

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Jenis-Jenis Bahan Kain dan Karakteristiknya

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://saraomegasbrain.blogspot.co.id/2013/12/kerajinan-tangan-dari-limbah-tekstil.html

0 komentar:

Post a Comment